Suara.com - Salah satu pilihan untuk mengobati pasien kanker payudara adalah dengan mastektomi, atau prosedur bedah untuk mengangkat semua jaringan payudara.
Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa penyintas kanker payudara yang memilih perawatan kurang invasif merasa lebih baik dengan keputusan yang mereka buat pada puluhan tahun mendatang.
Dampak psikologis dari mastektomi
Dalam studi terbit minggu lalu di JAMA Surgery, menganalisis hasil survei 647 orang penderita kanker payudara stadium awal yang telah menjalani operasi pada 2006 dan 2008.
Dari peserta tersebut, sekitar 356 orang menerima operasi lumpektomi dan radiasi, sementara 291 lainnya menjalani masektomi dengan rekonstruksi payudara, lapor Today.
Lumpektomi merupakan prosedur operasi yang hanya mengangkat tumor ganas atau benjolan agar tidak berkembang dan memengaruhi jaringan sekitarnya.
Sekitar satu dekade kemudian, mereka mengisi survei, yang mencakup banyak aspek perasaan tentang pengobatan dan tubuh mereka.
Menurut hasil, wanita di kedua kelompok memiliki skor yang setara pada kualitas hidup jangka panjang.
"Artinya, kepuasan mereka mirip," jelas penulis studi Benjamin D. Smith dari The University of Texas MD Anderson Cancer Center, AS.
Baca Juga: Begini Cara Deteksi Kanker Payudara Sendiri, Lakukan Sambil Berbaring Ya...!
Namun ketika dianalisis lebih dalam, peneliti menemukan perbedaan dalam beberapa hal penting di antara kedua kelompok peserta.
Peserta yang menjalani lumpektomi memiliki perasaan lebih sejahtera secara psikososial. Maksudnya mereka lebih puas akan diri sendiri dan tubuh mereka sendiri serta kepuasaan dalam kesehatan seksualnya dibanding kelompok mastektomi.
Tapi keterbatasan studi ini adalah tidak memasukkan kelompok pasien yang menjalani mastektomi dan radiasi.
Spesialis kanker payudara Carlie K. Thompson di UCLA Health Jonsson Comprehensive Cancer Center juga berharap studi ini memiliki survei kepuasan dasar dari kelompok pasien tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis