Suara.com - Bagi sebagian besar wanita, melahirkan adalah pengalaman yang menyenangkan. Namun, bagi Maria Campos dari Birmingham, Inggris, momen tersebut bisa juga menakutkan.
Saking menakutkannya, ia sampai tidak bisa berbicara dalam bahasa Inggris setelah persalinan.
Ini bermula ketika dokter mengatakan bahwa dirinya hamil pada 2019 lalu. Ia senang, dan kandungannya normal.
Hingga akhirnya pada usia kehamilan 20 minggu ia tidak bisa merasakan bayinya bergerak. Dokter mengatakan itu adalah hal normal.
"Satu-satunya saat saya merasakan Amelia (putrinya sekarang) adalah ketika ia cegukan, tetapi aku tidak pernah merasakan tendangan atau dorongan seperti ibu lainnya," ungkap Maria kepada The Sun.
Sepulangnya dari Spanyol di usia kehamilan 30 minggu, ia menderita sakit punggung.
Ia pun dilarikan ke Good Hope Hospital dan lansung menjalani USG untuk melihat bagaimana kondisi janin.
Namun, saat itu dokter juga tidak bisa merasakan bayinya, yang diduga akibat peningkatan cairan. Saat inilah Maria dirawat di rumah sakit selama seminggu.
Dua minggu kemudian dokter memutuskan bahwa cara teraman agar bayinya selamat adalah melakukan persalinan di usia 33 minggu melalui operasi caesar karena kurangnya gerakan dari janin.
Baca Juga: 5 Cara Menyikapi Kehamilan yang Tak Direncanakan, Salah Satunya Kelola Emosi
Maria dan Amelia segera dipindahkan ke Heartlands Hospital karena sang bayi lahir prematur.
"Ketika dia lahir, kulitnya ungu. Dokter memberinya oksigen dan membutuhkan selang di tenggorokannya," imbuh Maria.
Setelah melalui operasi caesar darurat ini, wanita 32 tahun itu tetiba lupa cara berbicara dalam bahasa Inggris karena trauma.
"Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa Inggris. Kemampuan bahasa Inggris-ku hilang karena sangat stres. Tidak ada ruang di kepala saya," lanjutnya.
Tiga minggu setelah dilahirkan, Amelia didiagnosis sindom Prader-Willi (PWS), kondisi genetik yang dapat memengaruhi tonus otot, perkembangan seksual, dan fungsi sistem saraf.
Kini, di usia dua setengah tahun, Amelia sudah bisa berdiri dengan bantuan dan mampu merangkak. Tetapi Maria dan suaminya, Florin Kecani, telah mengeluarkan banyak biaya untuk terapi sang anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!