Suara.com - Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat cukup insulin atau menggunakan insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas untuk mengontrol berapa banyak glukosa dalam darah.
Terlalu banyak glukosa dalam darah terlalu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Masalah-masalah ini mungkin termasuk penyakit jantung, gagal ginjal, masalah mata, dan masalah saraf.
Tapi, pengobatan diabetes pada orang yang juga menderita kanker mungkin akan lebih sulit. Karena dilansir dari Cancer, beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Sehingga, pasien perlu konsultasi dengan dokter untuk menentukan perawatan kanker yang tepat dengan tidak mempengaruhi diabetesnya.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda memeriksa kadar gula darah lebih sering, menyesuaikan dosis obat yang akan dikonsumsi dan memulai pengobatan diabetes yang baru.
Meski begitu, ada beberapa perawatan atau pengobatan kanker yang bisa mempengaruhi diabetes dan Anda perlu mengetahuinya.
1. Kemoterapi
Beberapa jenis kemoterapi dikaitkan dengan gula darah tinggi. Mereka termasuk kemoterapi berbasis 5-fluorouracil (5-FU), asparaginase (Elspar), busulfan (Busulfex, Myleran), dan kemoterapi berbasis platinum, seperti cisplatin (Platinol).
Bila Anda sudah mengalami kerusakan saraf akibat diabetes, beberapa obat kemoterapi dapat memperburuknya.
2. Obat steroid
Baca Juga: Dinkes Jogja Layani Vaksinasi Covid-19 dan Tes Antigen di 2 Posko Lebaran
Steroid dapat menyebabkan gula darah tinggi dengan meningkatkan resistensi insulin, sehingga tubuh tidak merespon insulin dengan baik.
Steroid disebut juga kortikosteroid atau glukokortikoid. Dokter Anda mungkin meresepkan steroid untuk mengobati efek samping kanker dan pengobatannya, seperti mual dan nyeri.
Steroid mungkin juga merupakan bagian dari pengobatan kanker itu sendiri. Steroid yang umum digunakan termasuk deksametason, hidrokortison, prednison, dan metilprednisolon.
Bila Anda menderita diabetes, Anda mungkin akan diberikan dteroid dalam dosis kecil untuk menjaga gula darah tetap stabil.
3. Terapi yang ditargetkan
Beberapa terapi yang ditargetkan dapat mempengaruhi jalur seluler yang mengontrol penggunaan insulin dalam tubuh. Contohnya, inhibitor mTOR kinase, seperti everolimus (Afinitor, Zortress) dan inhibitor ABL kinase, seperti nilotinib (Tasigna).
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia