Suara.com - Ada berbagai pilihan terapi untuk mengatasi masalah kesesehatan emosional dan mental, salah satunya terapi bermain.
Terapi bermain mengacu pada bentuk psikoterapi yang membantu anak-anak dan orang dewasa memperbaiki kesehatan mental serta emosional dengan cara bermain.
Terapis akan mendorong anak-anak untuk memahami emosi mereka sendiri dan membaginya dengan orang tua, yang menggunakan kegiatan bermain sebagai media untuk memahami kebutuhan anak.
Terapi bermain ditujukan untuk siapa?
Pengobatan ini umumnya digunakan oleh anak-anak yang tidak dapat memproses emosinya atau mengekspresikan dirinya secara verbal.
Dalam kasus seperti itu, terapi bermain sangat efektif untuk anak-anak berusia tiga tahun ke atas karena bertindak sebagai penilaian psikologis.
Menurut The Health Site, terapi bermain dianggap efektif untuk anak-anak dan orang dewasa yang pernah mengalami trauma fisik maupun emosional.
Terapi ini juga sangat disarankan bagi korban bully, yang pernah menyaksikan konflik bersenjata atau bencana alam, atau mengalami perubahan hidup secara drastis.
Beberapa masalah umum lainnya yang biasanya ditangani dalam terapi bermain termasuk kemarahan dan agresi. Anak-anak yang terlalu agresif menekan emosi mereka dan akhirnya merasa 'tercekik' oleh situasi.
Baca Juga: 4 Dampak Body Shaming kepada Anak, Yuk Jadi Orang yang Lebih Bijak!
Terapi bermain membantu mereka membuka diri daripada menggunakan agresi untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Anak hiperaktif dengan ADHD dan mereka yang menderita autisme juga dapat menggunakan terapi bermain untuk menemukan cara mengekspresikan ide dan emosi secara bebas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar