Suara.com - Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Harimat Hendarwan meminta masyarakat waspada terhadap penularan hepatitis akut misterius penyebab perarangan hati atau liver.
Harimat mengatakan, penularan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya serupa seperti penyakit hepatitis A, B, C, D dan E, yaitu transfusi darah terkontaminasi, peralatan medis terkontaminasi, hingga penularan hepatitis B dari ibu ke anak.
"Infeksi akut mungkin akan muncul dengan gejala minimal atau tanpa gejala, atau dengan sejumlah gejala seperti kulit dan mata berwarna kuning (jaundice), urine berwarna pekat, kelelahan ekstrim, mual, muntah, dan nyeri abdomen,” tambahnya," ujar Harimat dalam acara diskusi BRIN, Kamis (12/5/2022).
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati sebagai organ vital di dalam tubuh manusia yang antara lain berfungsi untuk memproses nutrisi, menyaring darah, detoksifikasi, dan sintesa protein.
“Ketika hati mengalami peradangan atau kerusakan, maka fungsi hati tersebut dapat terganggu,” jelas Harimat.
Ia menambahkan seseorang dikatakan alami hepatitis akut jika sebelumnya dalam keadan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit serius tapi tiba-tiba alami peradangan hati selama 6 bulan sejak timbulnya gejala.
Tapi ia melanjutkan, jikaperadangan hati atau hepatitisnya lebih dari 6 bulan, maka orang tersebut bukan mengalami hepatitis akut melainkan hepatitis kronis.
“Kondisi ini bervariasi, dapat sembuh sendiri (self-limiting) atau menjadi fibrosis (scarring), sirosis atau kanker hati,” tambahnya.
Sementara itu, hepatitis akut misterius yang menghebohkan ini, pertama kali ditemukan di AS pada Oktober tahun 2021 di rumah sakit di Albama, merawat lima anak dengan cedera hati yang signifikan.
Baca Juga: Tak Perlu Panik, Orang Tua Segera Bawa Anak ke RS Jika Muncul Gejala Dini Hepatitis Akut
Bahkan beberapa cedera ini mengarah ke gagal hati akut, yang tanpa diketahui penyebabnya, dan ada beberapa anak yang juga dites positif adenovirus.
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab dari kejadian hepatitis akut misterius ini. Namun salah satu hipotesis paling potensial dan sedang ditelusuri berkaitan dengan adenovirus.
Berita Terkait
-
Bahaya! Kurangnya Kesadaran Vaksinasi Perparah Ancaman Hepatitis di Indonesia
-
Ini Perbedaan Penyakit Hepatitis A, B, C, D, dan E
-
KONI Gelar Vaksinasi Hepatitis A untuk Atlet
-
Kenali Bahaya Hepatitis, IDI Woha Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat
-
Perusahaan Farmasi Ini Bakal Sediakan Vaksin Hepatitis Dengan Harga Terjangkau
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?