Suara.com - Badan Pembangunan Nasional atau Bappenas memprediksi angka perokok anak di Indonesia akan mencapai 16 persen di 2030, jika pemerintah tidak segera lakukan penanganan.
Apalagi di 2018, Indonesia dinyatakan gagal menurunkan prevalensi perokok anak yang meningkat menjadi 9,10 persen di 2018 dari 8,80 persen di 2016. Padahal target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), perokok anak harusnya turun hingga 5,40 persen.
"Estimasi Bappenas di 2030, kalau tidak ada kebijakan, perokok anak Indonesia itu jadi 16 persen. Sehingga aliansi harus diperluas bergandeng tangan dengan aktivias lingkungan, karena masalah rokok bukan hanya masalah kesehatan," ungkap Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, dalam Media Briefing HTTS 2022, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2022).
Peningkatan jumlah perokok anak di Indonesia ini, menurut Lisda, karena pemerintah masih belum serius dan fokus menerapkan kebijakan yang komprehensif, termasuk wadah hukum melindungi anak dari jeratan industri rokok.
Apalagi kata Lisda, di Indonesia seolah rokok sudah jadi budaya dan dianggap normal. Bahkan merokok juga dianggap keren, selaiknya iklan rokok yang ditampilkan di televisi.
"Mainset kita sudah dibohongi, mereka mampu ubah mainset kita seolah rokok sesuatu yang normal dan biasa," imbuh Lisda.
Lisda juga mengungkap, Indonesia jadi satu-satunya negara di Asia Pasific yang tidak menandatangani FCTC, yakni instrumen hukum internasional untuk mengatasi global epidemi tembakau.
"Konsumsi rokok Indonesia juga sudah membebani BPJS sebesar Rp 48,8 triliun. Meski cukainya banyak, itu bukan pemasukan. Karena semakin banyak cukai negara, semakin gagal kita kendalikan konsumsi rokok di dalam negara," tutup Lisda.
Baca Juga: Akademisi Unpad: Teknologi Pemanasan Tembakau Alternatif Bisa Turunkan Zat Berbahaya
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!