Suara.com - Pernahkah Anda mendengar cacar monyet? Meski bukan penyakit yang banyak penularannya, cacar jenis ini tetap patut diwaspadai. Cacar monyet pada dasarnya juga bukan merupakan penyakit baru, sudah ada sejak tahun 1970.
Cacar atau alias monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis). Monyet adalah inang utama virus monkeypox. Penyakit ini kali pertama ditemukan di Kongo, Afrika Selatan, tahun 1970.
Penularan penyakit ini di antara manusia berlangsung melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox.
Monkeypox bisa dibilang menyerang hampir semua kalangan seperti orang dewasa muda, remaja, anak kecil serta bayi. Dari sekitar 10 persen kasus kematian yang dilaporkan sebagian besarnya adalah anak-anak.
Oleh karena itu, ada baiknya mencegah penularan penyakit ini ketimbang mengobati. Pemberian vaksin cacar (Jynneos) diksebut 85 persen efektif mencegah penyakit ini.
Vaksin Jynneos merupakan hasil modifikasi dari vaksin vaccinia yang sebelumnya digunakan untuk mencegah penyakit cacar air atau smallpox. Hasil penelitian mengungkap pemberian dua dosis vaksin Jynneos cukup efektif.
Dua dosis vaksin tersebut diberikan dalam 28 hari kepada orang. Cara itu terbukti mampu menguatkan respons sistem imunitas, dibandingkan dengan hanya memberikan satu dosis vaksin cacar.
Selain vaksin, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga harus diterapkan. Salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama setelah berinteraksi dengan hewan menjadi upaya pencegahan utama agar terhindar dari risiko infeksi penyakit.
Selain itu ada langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah cacar monyet, yakni:
Baca Juga: Penyakit Cacar Monyet Sedang Menjangkit Eropa dan Amerika, Berikut Cara Mengenali Gejalanya
- Menghindari kontak dengan benda apa pun yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
- Jangan mengonsumsi daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
- Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan liar lainnya yang berpotensi memaparkan virus.
- Menghindar dari pasien yang terinfeksi virus cacar monyet.
- Menggunakan masker dan sarung tangan saat menangani orang yang sakit.
Selain mengetahui langkah pencegahan, Anda perlu mengetahui sejumlah faktor yang meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
- Melakukan kontak dekat dengan monyet yang terinfeksi virus.
- Melakukan kontak secara langsung tanpa memakai alat pelindung dengan bintang liar.
- Mengonsumsi daging dan bagian tubuh lain binatang liar, apalagi tanpa terlebih dulu dimasak hingga matang.
- Melakukan penelitian terhadap virus monkeypox di laboratorium.
- Merawat orang yang mengalami cacar monyet.
Kontributor : Alan Aliarcham
Berita Terkait
-
Penyakit Cacar Monyet Sedang Menjangkit Eropa dan Amerika, Berikut Cara Mengenali Gejalanya
-
Cara Penularan Cacar Monyet, Waspadai Kontak Langsung dan Cairan Tubuh
-
Heboh Wabah Cacar Monyet atau Monkeypox, Mungkinkah Jadi Pandemi Berikutnya?
-
Kanada Konfirmasi Dua Kasus Pertama Cacar Monyet
-
Virus Cacar Monyet Masuk Australia, Dibawa dari Eropa, Pasien ada di Sydney
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit