Suara.com - Cacar monyet merupakan virus zoonosis atau virus yang ditularkan ke manusia dari hewan dengan gejala yang sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar. Virus cacar monyet ini merupakan virus DNA beruntai ganda yang termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.
Gejala penyakit cacar monyet ini menyerupai dengan penyakit cacar air (smallpox), seperti demam dan ruam kulit yang melepuh menjadi lenting. Akan tetapi, gejala cacar monyet ini diiringi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.
Adapun hewan yang rentan terhadap virus cacar monyet ini di antaranya, tupai tali, tupai pohon, tikus berkantung gambia, dormice, primate non-manusia dan spesies lainnya. Penularan cacar monyet ini disebabkan karena melakukan kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi cacar monyet.
Mengutip dari WHO, yang merilis informasi mengenai cacar monyet ini pada Kamis (19/5/2022), dijelaskan mengenai sejarah penyakit ini, cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun di wilayah yang sebelumnya cacar telah dieliminasi pada tahun 1968.
Sejak tahun 1970-an, tercatat kasus cacar monyet ini telah menginfeksi manusia di 11 negara, seperti Afrika– Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Di Republik Kongo, sekitar tahun 1996 hingga 1997, wabah penyakit ini menjangkit manusia dengan rasio yang bisa dikatakan tinggi, akantetapi wabah penyakit tersebut tidak sampai dikuti dengan jumlah kematian yang tinggi. Hanya beberapa yang mengalami kematian akibat cacar monyet ini.
Lalu pada tahun 2003, wabah cacar monyet ini menginfeksi orang Amerika Serikat dan dikaitkan dengan kontak dengan anjing padang rumput peliharaan yang terinfeksi. Yang sebelumnya, anjing tersebut telah kontak langsung dengan tikus berkantung Gambia dan dormice yang telah diimpor ke negara itu dari Ghana.
Akibat wabah yang menginfeksi manusia tersebut, pada tahun 2003 tercatat ada sekitar 70 kasus cacar monyet yang terjadi di Amerika Serikat. Selain itu, cacar monyet ini juga pernah menyerang Israel dan Inggris pada tahun 2018, kemudian ke Singapura pada Mei 2019, dan kembali menjadi wabah di Amerika Serikat pada Bulan Juli dan November 2021. Lalu pada Mei 2022, beberapa kasus cacar monyet diidentifikasi di beberapa negara non-endemik.
Baca Juga: Wabah Cacar Monyet Menyebar Hingga Belasan Negara, Mungkinkah Jadi Pandemi Baru?
Demikian sejarah awal munculnya cacar monyet hingga outbreak di dunia. Pada tahun 2019, negara yang wilayahnya dekat dengan Indonesia yakni Singapura, juga terjangkit virus cacar monyet ini.
Kontributor : Agung Kurniawan
Berita Terkait
-
Wabah Cacar Monyet Menyebar Hingga Belasan Negara, Mungkinkah Jadi Pandemi Baru?
-
Spanyol Laporkan Penambahan Pasien Terkonfirmasi Cacar Monyet, Diduga Bersumber dari Sauna
-
Deretan Virus yang Mulai Bermunculan Setelah Covid-19, Jadi Ancaman Dunia!
-
WHO: 1.284 Kasus Suspek Cacar Monyet Dilaporkan di RD Kongo
-
Walau Hampir Semua Penderitanya Laki-Laki dan dari Komunitas LGBT, Virolog Ini Bantah Cacar Monyet adalah Penyakit Gay
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien