Suara.com - Cacar monyet sedang mewabah di sejumlah negara, yakni dari Inggris hingga Australia. Penyakit ini adalah infeksi orthopoxvirus yang masih berkerabat dekat dengan virus penyebab cacar, variola.
Dilansir The Conversation, ada vaksin yang efektif melawan cacar monyet yakni vaksin cacar generasi kedua dan ketiga. Keduanya adalah vaksin virus hidup, menggunakan virus vaccinina.
Vaccinia merupakan jenis orthopoxvirus lain yang dapat memberikan kekebalan terhadap cacar sekaligus cacar monyet.
Tetapi, vaksin ini memiliki efek samping serius pada beberapa orang, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah.
Vaksinasi massal tidak akan dijamin karena efek sampingnya. Strategi terbaik adalah mengidentifikasi kontak dan memvaksinasi mereka, daripada vaksinasi massal.
Virus cacar monyet memiliki masa inkubasi yang lama, yakni satu hingga dua minggu, sehingga vaksinasi setelah paparan tetap bisa melindungi.
Sementara vaksin cacar generasi ketiga tidak bereplikasi di dalam tubuh, sehingga dapat digunakan pada orang dengan gangguan sistem kekebalan.
Kekurangannya, vaksin cacar generasi ketiga tergolong mahal. Tetapi bisa epidemi berkembang, vaksinasi generasi ketiga perlu dipertimbangkan bagi petugas kesehatan.
Ada juga antivirus yang efektif melawan cacar monyet serta cacar.
Baca Juga: Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Kiwil Pasrah Banyak Virus Gerogoti Tubuhnya
Mengingat sifat epidemi yang tidak biasa, akan lebih bijaksana bila memastikan adanya persediaan antivirus dan kedua jenis vaksin di atas, bersama dengan proses regulasi untuk menggunakannya melawan cacar monyet.
Dua hal, yakni Isolasi kasus dan karantina kontak juga bisa berfungsi untuk mengurangi epidemi. Infrastruktur pelacakan kontak yang dikembangkan selama Covid juga dapat digunakan sehingga kontak dapat diidentifikasi serta dikarantina secara cepat.
Cacar monyet biasanya tidak mudah menyebar antar manusia
Sementara cacar hanya menginfeksi manusia, cacar monyet merupakan virus hewan yang terkadang menginfeksi manusia dari gigitan atau cakaran monyet maupun hewan lain.
Orthopoxvirus termasuk virus pernapasan, yang dapat menyebar ke manusia tanpa kontak, kemungkinan besar dari aerosol atau tetesan udara.
Namun, biasanya tidak mudah menyebar di antara manusia, dan umumnya dalam kontak dekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?