Suara.com - Patah hati sering dikaitkan dengan stres atau rasa sakit yang dirasakan seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis, seperti putus cinta atau kehilangan orang yang dicintai.
Namun, beberapa orang tidak tahu bahwa seseorang sebenarnya bisa mati karena patah hati.
Hal itu salah satunya disebabkan oleh sindrom patah hati. Dilansir dari The Sun, sindrom patah hati adalah kondisi jantung sementara yang sering diakibatkan oleh stres atau emosi yang ekstrem.
Sementara penyebab pastinya masih menjadi misteri medis, Mayo Clinic menyatakan bahwa lonjakan hormon stres seperti adrenalin "mungkin sementara merusak jantung beberapa orang."
Pada akhirnya, sindrom patah hati untuk sementara mengganggu fungsi pemompaan jantung yang biasa.Lalu apa saja gejala sindrom patah hati yang harus diwaspadai.
Ada dua tanda utama yang harus diwaspadai orang ketika datang ke sindrom patah hati. Tanda-tanda itu termasuk nyeri dada atau sesak napas.
Nyeri dada yang berlangsung lama atau terus-menerus juga bisa menjadi tanda serangan jantung, sehingga disarankan untuk segera mencari bantuan.
Bagi banyak orang, mati karena patah hati seringkali tampak fiktif, tetapi para ahli mengatakan itu bisa terjadi.
Pada 26 Mei 2022, Joe Garcia, yang istrinya meninggal dalam penembakan mengerikan di sekolah Texas beberapa hari sebelumnya, pingsan dan meninggal dalam apa yang digambarkan oleh dokter sebagai contoh potensial sindrom patah hati, menurut NBC News.
Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Terjadi Peningkatan Penyakit Mental Lebih dari 50% di Negara Ini
"Ini adalah kasus klasik sindrom patah hati dari apa yang telah dijelaskan," kata Dr. Deepak Bhatt, ahli jantung di Brigham and Women's Hospital di Boston.
Namun, Bhatt mencatat bahwa tidak mungkin untuk mengetahui apakah itu sindrom patah hati atau serangan jantung tanpa pencitraan sinar-X atau otopsi.
“Kedua jenis serangan jantung dapat dipicu oleh tekanan emosional yang ekstrem seperti yang akan terjadi jika seseorang baru saja mendengar, misalnya, bahwa istri mereka telah meninggal,” lanjut Bhatt.
“Dalam beberapa kasus, mungkin sehari kemudian. Mungkin ketika seseorang menyadari: 'Oh, wow, kekasih saya sebenarnya sudah mati. Mereka benar-benar tidak akan kembali.'
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan