Suara.com - Seorang pemuda bernama Fahri Fadilah Nur Rizki menjadi viral lantaran kisahnya yang gagal pendidikan calon bintara Polda Metro Jaya tahun 2021 karena dianggap buta warna parsial.
Lewat narasi yang dibagikannya melalui media sosial, Fahri mengatakan dirinya telah dinyatakan lulus tes dengan peringkat ke-35 dari 1.200 orang.
Tetapi, kemudian posisinya digantikan orang lain, sehingga Fahri batal berangkat pendidikan kepolisian. Menurutnya, ia bukan gagal, tetapi sengaja digagalkan lantaran posisinya digantikan orang lain.
Namun, dugaan tersebut disangkal oleh Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan bahwa Fahri tidak lolos karena mengalami buta warna parsial.
Kondisi itu dibuktikan dari hasil tes yang dijalani Fahri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 25 Januari 2022.
"(Tes) dipimpin dokter Susan selaku spesialis mata, hasilnya buta warna parsial. Ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan. Karena ini syarat mutlak untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna," kata Endra di Jakarta, Senin (30/5/2022).
Kondisi buta warna berarti seseorang tidak dapat melihat warna tertentu seperti manusia normal. Pada buta warna pasial, hanya tidak bisa membedakan beberapa warna saja.
Dokter dapat mengetahui seseorang mengalami buta warna atau tidak dari tes pelat warna. Jika hasilnya tidak jelas, ada tes lain yang bisa dilakukan oleh dokter mata.
Dikutip dari National Eye Institut yang berbasis di Spanyol, berikut beberapa cara tes buta warna.
Baca Juga: 3 Profesi Yang Mewajibkan Pelamarnya Lolos Tes Buta Warna Parsial dan Total
1. Tes Pelat Warna
Ini adalah jenis tes buta warna yang paling umum. Dokter mata akan meminta untuk melihat gambar yang terdiri dari titik-titik berwarna dengan angka atau bentuk yang berbeda warna di tengahnya. Jika bentuknya menyatu dengan latar belakang dan tidak dapat melihatnya, kemungkinan memiliki jenis buta warna. Pelat warna yang berbeda dapat memeriksa berbagai jenis buta warna.
2. Tes Anomaloskop
Tes ini akan memeriksa apakah seseorang dapat mencocokkan kecerahan dua lampu. Caranya dengan melihat ke dalam lensa mata pada 2 lampu yang memiliki tingkat kecerahan yang berbeda. Kemudian menggunakan kenop untuk menyesuaikan lampu dan coba mencocokkannya. Jika tidak dapat menandingi kecerahan 2 lampu, kemungkinan mengalami buta warna.
3. Tes warna
Dalam uji rona, akan menggunakan balok dengan warna berbeda. Dokter mata akan meminta untuk mengaturnya dalam urutan pelangi, seperti dari merah ke ungu. Jika kesulitan menempatkannya dalam urutan yang benar, besar kemungkinan mengalami jenis buta warna. Dokter mata sering menggunakan tes ini untuk orang yang membutuhkan penglihatan warna yang sangat akurat untuk pekerjaan mereka, seperti fotografer atau desainer.
Berita Terkait
-
5 Fakta Gugatan Jurnalis Buta Warna terhadap Lampu Merah: Mengancam Keselamatan Jiwa
-
Novel 'Eyenomaly': Saat Cewek Buta Warna Parsial Ngebet Masuk Jurusan DKV
-
Apa Itu Buta Warna Parsial? Kondisi yang Dialami Rio Dewanto: Sulit Bedakan Beberapa Warna?
-
Ulasan Novel 'Tentang Waktu', Kisah Seorang Ilustrator Pengidap Buta Warna
-
Platform Grup GoTo Perkenalkan Fitur Ramah Penyandang Buta Warna
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit