Suara.com - Long Covid-19 adalah istilah untuk menggambarkan gejala virus corona yang berlangsung lebih dari 4 minggu setelah terinfeksi. Ada sejumlah gejala Long Covid-19, termasuk kelelahan, sesak napas, kabut otak, kecemasan, depresi, dan nyeri otot.
Diet yang tepat dapat memainkan peran penting dalam meredakan beberapa gejala Long Covid-19 ini dan membantu dalam proses pemulihan.
Diet yang tepat ini akan membantu otot Anda untuk membangun kembali, menjaga sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan tingkat energi Anda setelah mengalami Long Covid-19.
Berikut ini dilansir dari Times of India, makanan yang bisa dikonsumsi untuk membantu pemulihan Long Covid-19.
1. Karbohidrat gandum utuh untuk kelelahan
Kelelahan salah stau gejala utama Long Covid-19. Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu, jenis karbohidrat yang Anda makan dapat memengaruhi tingkat energi Anda.
Studi telah menemukan bahwa diet rendah karbohidrat sederhana dapat meningkatkan kognisi, meningkatkan mood dan membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Pilihlah karbohidrat gandum utuh untuk memberikan tingkat energi yang berkelanjutan sepanjang hari, termasuk gandum utuh, gandum utuh, gandum hitam gandum utuh, millet, gandum utuh, quinoa, dan beras merah.
2. Jeruk untuk kehilangan bau dan rasa
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Bisa Berdampak Buruk pada Penyakit Parkinson, Ini Tandanya!
Kehilangan indera penciuman dan perasa adalah gejala umum Long Covid-19 lainnya. Ahli gizi merekomendasikan untuk membangunkan indra perasa Anda dengan memperkenalkan rasa yang kuat dalam makanan.
Anda dapat memasukkan rempah-rempah, buah jeruk, dan keju string dalam diet Anda untuk menambah rasa.
Jika Anda kehilangan berat badan karena nafsu makan yang buruk, cobalah makan makanan dalam jumlah kecil setiap beberapa jam.
3. Makanan kaya serat dan probiotik untuk kesehatan usus
Mayoritas sistem kekebalan tubuh terletak pada usus dan kesehatan usus penting untuk kekebalan. Anda harus memiliki keseimbangan bakteri usus yang baik dalam tubuh Anda.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mendukung mikrobioma, termasuk makanan kaya serat seperti sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan makanan probiotik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke