Suara.com - Virus corona memiliki efek melemahkan pada setiap organ tubuh, termasuk kesehatan kognitif. Tak hanya menyebabkan kabut otak, infeksi virus corona Covid-19 juga bisa memperburuk masalah kesehatan kognitif yang sudah ada sebelumnya.
Sebuah studi penelitian baru-baru ini tentang dampak psikologis pandemi irus corona Covid-19pada pasien penyakit Parkinson telah membahas berbagai tanda utama dan faktor risiko yang memperburuk kondisi ini selama pandemi.
Virus corona Covid-19 selalu dikaitkan dengan risiko penyakit Parkinson yang lebih tinggi. Penyakit Parkinson adalah kondisi neurologis paling umum kedua yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Penyakit Parkinson adalah gangguan pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi pergerakan seseorang yang menyebabkan tremor, gerakan lambat, kekakuan dan kehilangan keseimbangan dan koordinasi.
Gangguan ini muncul pada individu ketika sel-sel saraf di ganglia basalis mati atau mengalami gangguan. Dengan kerusakan dan kematian sel-sel ini, tubuh tidak mendapatkan dopamin kimia otak yang selanjutnya mempengaruhi gerakan.
Bukti menunjukkan bahwa masuknya virus corona ke alam sistem saraf pusat dapat mengakibatkan penyakit neurologis dan/atau neurodegeneratif.
Para peneliti telah menyatakan bahwa badai sitokin yang disebabkan oleh virus corona, peradangan saraf, dan stres oksidatif meningkatkan risiko pengembangan penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Virus corona memiliki dampak yang mengerikan pada mereka yang menderita penyakit Parkinson. Sesuai laporan penelitian lain, 22,8 persen pasien dengan penyakit Parkinson telah mengalami kondisi klinis yang memburuk selama pandemi.
Para peneliti dilansir dari Times of India, juga telah memperingatkan bahwa pasien ini mungkin mengalami ketidakfleksibelan kognitif dan motorik karena penipisan dopamin nigrostriatal, komponen penting dari patofisiologi.
Baca Juga: Panduan Baru, Orang dengan Cacar Monyet Harus Ikuti Aturan Pembatasan Sosial!
Penelitian yang dilakukan oleh dua peneliti dari Institute of Biomedical Sciences, Shanxi University, Taiyuan, China ini dilakukan pada 94 kasus dan 188 kontrol yang 30 persen di antaranya adalah perempuan.
Orang-orang antara usia 18-40 tahun terdiri 27,6 persen dari total ukuran sampel dan hampir 40 persen berusia 61 tahun ke atas.
Para kandidat dinilai berdasarkan tiga kuesioner yang didasarkan pada stres emosional, stres fisiologis, dan dampak kognitif pandemi.
Studi tersebut menemukan bahwa masalah keuangan, kehilangan pekerjaan, atau penyakit kronis, ketakutan tentang kesehatan diri sendiri dan kesehatan keluarga, kesulitan dalam menenangkan pikiran, terus-menerus khawatir, dan merasa tertekan.
Gejala umum yang terlihat pada pasien ini adalah:
- Kesulitan dalam menenangkan pikiran
- Kurang berenergi
- Kegelisahan
- Rahang terkatup
- Menghindari orang lain
- Pikiran yang penuh
- Kelupaan
- Pesimistis
- Perubahan dalam tidur
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas