Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebut kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong aman. Kata Menkes Budi, pemerintah memiliki dua indikator untuk menentukan lonjakan penyakit yang disebabkan virus corona tersebut.
"Ada dua yang kita lihat, positivity rate masih di bawah 5 persen. Sekarang nasional kita masih di 1,15 persen, paling tinggi Jakarta 3 persen. Dan untuk indikator transmisi di WHO, itu (penularan) ada 20 per 100 ribu penduduk per minggu."
"Kita sekarang masih 1 per 100 ribu penduduk per minggu. Dua indikator transmisi itu kita masih terkontrol," jelas Menkes Budi ditemui di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Kasus positif harian di Indonesia naik dari 100 menjadi 500 per hari. Data Satgas Covid-19 per 5 Juni 2022 secara nasional juga tercatat kalau terjadi kenaikan kasus positif mingguan hingga 31 persen, dibandingkan kasus pada 22 Mei 2022.
Hal yang sama terjadi pada kasus aktif harian, kenaikannya bertambah 328 kasus atau 10 persen dibandingkan pada 2 Juni 2022 yaitu, dari 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian.
Menurut Menkes Budi, kenaikan kasus positif itu diperkirakan akibat paparan varian Omicron yang lebih cepat menular juga peningkatan aktivitas masyarakat saat hari raya Idulfitri.
"Yang ingin saya sampaikan ke masyarakat tidak perlu terlalu khawatir karena kenaikannya kan baru dari 100 sampai ke 500. Kecepatannya kita lihat dibandingkan Lebaran tahun lalu dan liburan tahun baru laju kenaikannya masih jauh lebih rendah," kata Budi.
Masyarakat hanya perlu waspada terhadap penularan virus corona dengan tetap menjalankan protokol kesehatan di mana pun berada dan mendapatkan suntikan vaksin booster. Terlebih saat ini, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia.
Budi mengatakan kalau lonjakan kasus positif Covid-19 sebenarnya lebih berpotensi terjadi akubat paparan varian baru. Bukan akibat perayaan hari raya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Malaysia Laporkan 2 Kasus Baru Terkait Subvarian Omicron Paling Menular
"Kenaikan kasus itu selalu disebabkan karena varian baru. Kita sudah memastikan bukan disebabkan oleh liburan atau hari raya besar, tapi lebih terhadap varian baru," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!