Suara.com - Meski Thailand telah melegalkan penggunaan dan perdagangan ganja, namun negara tersebut masih melarangan penggunaan ganja dengan alasan rekreasi atau untuk bersenang-senang.
Diketahui sebelumnya, pemerintah Thailand telah melegalkan ganja dan menghapus ganja dari daftar narkotika. Saat ini, warga Thailand dapat menanam ganja secara legal di pekarangan rumah dan memperjualbelikannya.
Di sisi lain, pemerintah Thailand juga berharap dapat mengembangkan perdagangan ganja lokal sehingga dapat meningkatkan sektor pertanian dan pariwisata di sana.
Thailand bahkan memberikan satu juta bibit ganja kepada warga untuk mendorong penanaman secara masif.
Mulai Kamis, setiap rumah dapat menanam hingga enam tanaman ganja di rumah, dengan cara mendaftar terlebih dahulu ke pihak berwenang. Selain rumah tangga, perusahaan juga dapat menanam tanaman tersebut dengan izin.
Meski demikian, pemerintah masih melarang warganya untuk menggunakan ganja sebagai alasan bersenang-senang.
Pejabat setempat telah memperingatkan warganya agar tidak merokok ganja di tempat umum, dengan mengatakan tindakan tersebut sebagai gangguan publik dan pelanggar bisa ditangkap.
Masyarakat tidak boleh merokok ganja di tempat umum, dan menjual atau memasok produk apa pun yang mengandung lebih dari 0,2 persen senyawa halusinogen utama THC karena masih dianggap ilegal.
Dikutip dari BBC Health, tujuan utama pemerintah Thailand melegalkan ganja adalah demi memenangkan pasar mariyuana untuk sektor perawatan kesehatan yang menggunakan turunan ganja, khususnya senyawa CBD yang lebih ringan.
Baca Juga: Ardhito Pramono Tulis Pesan Panjang Usai Rehabilitasi: Izinkan Saya Kembali Berkarya
Tapi juga ada motif lain yaitu mengurangi kepadatan kapasitas penjara, di mana Thailand memiliki salah satu penjara paling padat di dunia.
Artinya, secara teori, dengan penanaman tanaman dalam jumlah berapa pun sekarang sepenuhnya dilegalkan, polisi sekarang tidak mungkin menangkap orang hanya karena memiliki mariyuana.
Sementara itu dikutip dari Hello Sehat, konsumsi ganja secara berlebih dapat menyebabkan efek samping terhadap fisik dan kesehatan mental seperti masalah pernafasan, peningkatan detak jantung, perubahan struktur otak, terganggunya kesuburan.
Selain itu ganja juga dapat membuat melemahnya sistem imun, menghambat tumbuh kembang janin dan bayi, mengurangi kecerdasan kognitif, hingga berisiko munculnya gejala psikotik
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter