Suara.com - Kelainan kadar gula darah bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah besar maupun kecil. Walaupun belum didiagnosis diabetes melitus, seseorang yang memiliki gula darah di atas normal atau disebut prediabetes telah berisiko alami komplikasi, salah satunya luka di bagian kaki.
Dokter Spesialis penyakit dalam dr. I Gusti Ngurah Adhiarta, Sp.PD-KEMD., menjelaskan bahwa prediabetes ditandai dengan kadar gula darah puasa sebesar 100-125 mg/dL.
Prediabetes yang berkepanjangan berdampak terhadap kerusakan pembuluh darah, salah satunya yang ada di kaki. Karena pembuluh darah di kaki letaknya paling jauh fengan jantung yang bertugas untuk memompa darah.
"Komplikasi pembuluh darah itu yang paling kena, paling ujung, yang paling jauh dari jantung. Jadi kenapa kalau kena kaki lebih parah, karena kalau dia tersumbat itu yang paling jelek. Tangan tersumbat bisa saja, tapi tidak sejelek di kaki," jelas dokter Adhiarta ditemui di Eka Hospital Bekasi, Selasa (14/6/2022).
Kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam waktu lama, mengakibatkan aliran darah jadi tersumbat. Kaki yang berada di bagian paling ujung terkena dampak dari sumbatan tersebut, sehingga tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari darah.
Dokter Adhiarta menambahkan, kurangnya nutrisi dari darah juga akan berdampak terhadap sistem saraf di kaki jadi lebih lemah. Sehingga apabila kaki terluka, orang dengan prediabetes bisa tidak mengalami sakit atau nyeri sama sekali. Akibat tidak disadari, luka bisa saja membesar dan jadi infeksi.
"Kebanyakan orang yang prediabetes baru datang ke rumah sakit saat lukanya sudah parah. Karena selama ini dia tidak sadar kalau ada luka di kaki," ujarnya.
Risiko terparah akibat luka tersebut bisa menyebabkan kaki harus diamputasi. Menurut dokter Adhiarta, kaki diabetes yang harus diamputasi biasanya sudah terjadi gas gangrene atau infeksi sel dalam tubuh.
"Pasti sudah tidak bisa diselamatkan, misalnya karena gangrene-nya sudah cukup luas, infeksinya luas. Ada namanya gas gangrene, itu infeksinya cepat naik (ke jaringan sel sehat). Kalau telat, nyawanya yang bisa terancam. Jadi kita pilih amputasi supaya lebih cepat," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif