Suara.com - Baru-baru ini, udara Jakarta kembali mendapat predikat sebagai udara dengan kualitas buruk yang berdampak buruk untuk kesehatan. Kategori tidak sehat ini karena setelah diukur, konstreasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini masih berada di atas batas normal. Tapi sebenarnya apa dampak kualitas udara yang buruk untuk kesehatan?
Udara menjadi kebutuhan utama untuk makhluk hidup dalam bernapas. Ketika kualitasnya buruk otomatis akan mempengaruhi kondisi kesehatan makhluk hidup yang menghirupnya. Maka secara singkat, berikut beberapa dampak kualitas udara yang buruk untuk kesehatan.
Dampak Kualitas Udara yang Buruk
1. Dampak untuk Pernapasan dan Jantung
Kualitas udara buruk yang terhirup secara terus menerus memicu munculnya masalah pernapasan hingga penyakit jantung. Mulai dari bronkitis kronis, asma, emfisema, hingga bahkan serangan jantung dan kanker. Polutan akan terus menumpuk di saluran pernapasan, dan menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu.
2. Pengaruhnya pada Kondisi Ibu Hamil dan Anak-Anak
Kualitas udara yang buruk juga berpengaruh pada ibu hamil dan anak-anak. Paparan polusi udara selama kehamilan bisa memicu terjadinya keguguran, kelahiran premature, autisme, asma, hingga gangguan spektrum pada anak-anak.
Pada anak-anak, efeknya bisa merusak perkembangan otak saat usia tumbuh kembang optimal. Pada beberapa kasus bahkan udara buruk juga dapat memicu terjadinya pneumonia, yang mengancam jiwa anak-anak.
3. Kualitas Udara Buruk pada Hewan
Baca Juga: BRIN Akan Pantau Karbon Hitam di Jakarta
Selain mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan untuk manusia, ternyata udara buruk juga dapat mempengaruhi kondisi hewan. Hal ini karena banyaknya polutan yang ada di udara, dan terhirup secara terus menerus oleh hewan yang ada.
Efeknya bisa berupa perpindahan habitat hewan, merusak kondisi kesehatan hewan, bahkan pada skala ekstrim dapat berpengaruh pada kondisi hewan laut. Tentu hal ini sangat masif jika diperhitungkan dari dampaknya.
Secara umum, dampak kualitas udara yang buruk pada kesehatan dan lingkungan juga sangat merugikan. Ini mengapa, upaya penghijauan dan terus memperbaiki kualitas udara harus dilakukan, agar dari waktu ke waktu ada perbaikan kondisi udara yang ada di perkotaan.
Itu tadi sedikit penjelasan terkait dampak kualitas udara yang buruk untuk kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Semoga jadi artikel yang menarik dan berguna, dan selamat menjalankan aktivitas Anda selanjutnya.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Yuk! Simak Solusi Cepat Hadirkan Udara Bersih Berikut Ini
-
Terpopuler: Duta Besar India Diminta Tinggalkan Indonesia, Haji Bokir dan Mpok Nori Jadi Nama Jalan di Pondok Gede
-
Atasi Polusi Udara, PSI Minta Pemprov DKI Kolaborasi dengan Daerah Penyangga Bodetabek
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak