Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung penelitian vaksin Tuberkulosis sebagai salah satu upaya penanggulangan penyakit yang membebani dunia.
Diungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, diperlukan investasi negara G20 untuk mendanai program penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TB).
"Saya berterima kasih atas perhatian G20 terhadap TB dan resistensi antimikroba, manufaktur lokal, dan perlunya pendekatan One Health karena gangguan sistem kesehatan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus saat berpidato di agenda The 1st Health Ministers Meeting (HMM) di Hotel Marriot Yogyakarta.
Selama pandemi COVID-19, kata Tedros, TB menjadi penyakit yang tetap ada di tengah masyarakat.
"Sejak tahun lalu untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, tren ini membutuhkan investasi dalam negeri dengan dukungan internasional untuk memperluas akses ke layanan pencegahan, diagnostik, dan pengobatan," katanya.
Selain itu, investasi juga dibutuhkan dalam penelitian vaksin yang efektif serta terjangkau, diagnostik perawatan yang cepat serta terjangkau, kata Tedros menambahkan.
WHO menyorot resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) atau kondisi saat virus TB mengalami perubahan, sehingga kebal terhadap obat-obatan yang diberikan. Jika dibiarkan, risiko penyebaran penyakit dan kematian menjadi semakin tinggi.
Menurut Tedros WHO sedang mendorong pengembangan vaksin TB terbaru untuk mengatasi kondisi tersebut. "WHO juga menghargai fokus G20 pada resistensi antimikroba dan kami berharap dapat mendiskusikan topik ini dengan G20," katanya.
Tedros mengatakan WHO bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food Agriculture Organization/FAO) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/WOAH) untuk mewujudkan pendekatan One Health atau keharmonisan manusia, hewan, dan lingkungan.
Baca Juga: WHO: Biaya untuk Perkuat Keamanan Kesehatan Global Tembus Rp 459 Triliun Setahun
"One Health adalah salah satu prinsip panduan dari perjanjian internasional baru untuk pandemi, pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons yang sedang dirundingkan oleh negara-negara anggota," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Suho EXO Bahas Patah Hati dan Perpisahan di Lagu Solo Terbaru 'Who Are You'
-
The Spy Who Dumped Me: Ketika Mila Kunis Jadi Mata-Mata Dadakan, Malam Ini di Trans TV
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ulasan Novel The Woman Who Met Herself: Sebuah Identitas dan Penyesalan
-
Ulasan Buku A Man Who Kept Stars ini His Eyes, Kisah Pemuda Bermata Bintang
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas