Suara.com - Penggunaan kemasan guna ulang sempat dikhawatirkan menyebabkan potensi kesehatan global. Namun hal itu dibantah oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS.
Ia mengatakan zat-zat kimia yang digunakan sebagai bahan pembantu pembuatan kemasan pangan tidak sampai menimbulkan epidemi. Menurutnya, biasanya yang menyebabkan epidemi itu adalah mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, dan cacing.
“Jika dia menyebabkan penyakit tapi penyebabnya dari unsur kimia atau zat kimia, biasanya resiko penyakitnya keracunan seperti gangguan pernapasan hingga kanker tetapi itu degeneratif atau tidak menular dan juga biasanya tidak sampai menimbulkan epidemi,” ujarnya seperti dalam keterangan, Kamis, (30/6/2022).
Dia menjelaskan ada beberapa istilah terkait skala penyakit di masyarakat. Pertama adalah epidemi, yaitu jika kenaikan kasus penyakit itu terjadi berkali-kali lipat dalam skala yang lokal di daerah tertentu dan pada akhirnya menimbulkan pengaruh dalam konteks kehidupan.
“Jadi, disebut epidemi jika tipe penyakit-penyakit yang ada itu lahir pada suatu tempat tertentu dan berkali-kali lipat dalam periode waktu yang ada,” ujarnya.
Tetapi kalau yang kedua yaitu pandemi, adalah kejadian epidemi yang meluas ke seluruh dunia atau masuk ke berbagai negara dan mempengaruhi banyak sektor kehidupan. Menurut Hermawan, biasanya pandemi ini yang mengumumkan sekaligus memiliki kewenangan secara global adalah WHO.
Istilah lainnya adalah endemi, yang menyangkut penyakit tertentu yang bertahan di suatu negara dan sifatnya laten. Penyakit itu resikonya sudah terkendali dengan berbagai macam obat yang sudah ditemukan seperti vaksin.
Dia mencontohkan kasus Covid-19 yang awalnya adalah epidemic disease yang hanya terjadi di kota Wuhan yang merupakan Ibukota Provinsi Hubei Negara Tiongkok. Tapi lama-lama, kasus itu tidak hanya terjadi di Wuhan tetapi sudah meluas dan menular ke seluruh dunia. Pada April 2020 WHO menetapkan statusnya menjadi pandemi karena sudah meluas dan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan hingga saat ini.
Dia mengutarakan yang paling sering menjadi penyebab terjadinya endemi dan pandemi itu adalah virus dan utamanya itu dari rumpun virus influenza. Hal itu terjadi karena penularan penyakit yang disebabkan yang begitu cepat.
Baca Juga: 4 Obat Dapat Izin Sebagai Obat Terapi COVID-19 di Indonesia
Ditanya apakah ada endemi yang disebabkan faktor keracunan zat-zat kimia dari kemasan pangan selama ini, Hermawan mengatakan belum ada. Hal itu disebabkan penyakit-penyakit yang di dimunculkan itu adalah penyakit yang tidak menular seperti peradangan, resiko kanker, dan gangguan pernapasan.
“Biasanya yang sering menyebabkan endemi itu adalah mikroorganisme seperti bakteri, virus, kemudian cacing. Itu bisa menular yang kadarnya bahkan bisa memunculkan epidemi bisa naik dalam skala global. Tetapi kalau penyakit tertentu yang disebabkan zat kimia apakah itu terkandung dalam bungkus kemasan dan seterusnya itu resikonya biasanya penyakit-penyakit yang degeneratif tapi sulit skalanya besar,” tuturnya.
Sebelumnya, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan bahwa bahan kimia Bisfenol A (BPA) yang ada dalam kemasan galon guna ulang berpotensi membahayakan kesehatan dan kesehatan publik. Dia mencemaskan soal bahaya BPA di kemasan galon guna ulang itu bersifat global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan