Suara.com - Kasus infeksi cacar monyet di seluruh dunia telah mencapai 6.000 lebih. Status darurat kesehatan global kembali dipertimbangkan dalam menyikapi wabah virus yang terus meluas itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung berencana mengadakan kembali pertemuan komite darurat untuk menentukan status wabah cacar monyet global.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa forum tersebut akan digelar pada 18 Juli atau bahkan lebih cepat.
Sebelumnya, Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional telah bertemu untuk memberi nasihat tentang penentuan status kesehatan terkait penyebaran cacar monyet.
Saat itu disarankan seharusnya cacar monyet dianggap sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC). PHEIC menjadi tingkat peringatan tertinggi yang dapat dikeluarkan WHO.
Meskipun beberapa anggota menyatakan pandangan yang berbeda, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa wabah tersebut belum masuk tahap PHEIC.
Tedros mengatakan bahwa situasi penentuan status kesehatan global terkait cacar monyet dibutuhkan perhatian kolektif dan tindakan terkoordinasi.
Risiko infeksi virus cacar monyet secara global saat ini dianggap dalam level sedang. Sedangkan di kawasan Eropa mencapai level tinggi.
"Sekitar 80 persen kasus ada di Eropa dan lebih dari 6.000 kasus kini telah dilaporkan dari 58 negara," ungkap Tedros, dikutip dari Fox News.
Walaupun sebagian besar kasus cacar monyet baru terlihat pada pria gay atau biseksual, para ahli memperingatkan bahwa siapa pun berpotensi terinfeksi.
Baca Juga: Kasus Terus Meningkat, New York Disebut Pusat Penularan Cacar Monyet
Cacar monyet merupakan infeksi virus ringan yang menyebabkan gejala mirip flu dan lesi kulit. Wabah tersebut telah menyebar ke seluruh dunia sejak awal Mei.
WHO mencatat kalau tingkat kematian dalam wabah sebelumnya di Afrika itu sekitar 1 persen. Sejauh ini, wabah cacar monyet juga dinilai kurang mematikan di negara-negara non endemik.
Berita Terkait
-
Suho EXO Bahas Patah Hati dan Perpisahan di Lagu Solo Terbaru 'Who Are You'
-
The Spy Who Dumped Me: Ketika Mila Kunis Jadi Mata-Mata Dadakan, Malam Ini di Trans TV
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ulasan Novel The Woman Who Met Herself: Sebuah Identitas dan Penyesalan
-
Ulasan Buku A Man Who Kept Stars ini His Eyes, Kisah Pemuda Bermata Bintang
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan