Suara.com - Kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat masih melonjak tinggi. Bahkan, Eropa disebut menjadi pusat gelombang Covid-19 varian omicron BA.5. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak pemerintah setempat mengambil langkah-langkah pengetat mobilitas masyarakat untuk mengekang penularan Covid-19.
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa lonjakan kasus di kedua wilayah itu masih disebabkan sebaran sub-varian strain Omicron.
Tedros merekomendasikan agar protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, kembali diberlakukan secara ketat untuk menghentikan penyebaran virus.
“Gelombang baru virus menunjukkan bahwa Covid-19 belum berakhir,” tegas Tedros dalam briefing mingguan WHO di Jenewa, Selasa (12/7/2022) waktu setempat, dikutip Bloombergh.
Ia juga mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap tren kematian yang juga meningkat.
Eropa berada di pusat gelombang kasus baru akibat paparan sub-varian omicron BA.4 dan BA.5. Kondisi itu diakibatkan banyak orang menghadiri pertemuan besar dan melanjutkan perjalanan setelah dua tahun tinggal di rumah.
Para ahli kesehatan telah memastikan bahwa siapa pun dapat terinfeksi meskipun pernah positif Covid-19 sebelumnya, tetapi vaksinasi tetap berguna agar terhindar dari penyakit serius.
Tedros juga menekankan bahwa komite WHO masih menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Maka WHO juga menetapkan kalau status pandemi masih berlaku.
WHO mencatat kalau wilayah Eropa masih menjadi pusat gelombang Covid-19 akibat paparan Omicron subvarian BA.5. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa BA.5 lebih parah daripada varian omicron sebelumnya.
Baca Juga: Masukin Tahun Ajaran Baru, Anak Sekolah Diharapkan Sudah Divaksin COVID-19
Namun, virus corona makin menyebar pada tingkat yang sangat intens secara global. Di sisi lain, pengawasan juga pengujian tes Covid-19 justru menurun di banyak negara, ungkap Maria Van Kerkhove, Pejabat Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19.
Sebelumnya, Selasa, direktur regional WHO untuk Eropa merekomendasikan agar semua orang dewasa yang rentan dan kontak dekat mereka menerima dosis booster vaksin kedua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?