Suara.com - Bak kut teh yang populer berpotensi menyebabkan kerusakan hati atau liver jika jika bercampur dengan obat yang diresepkan, menurut peneliti Australia.
Para ilmuwan dari University of Adelaide melakukan penelitian pada empat paket bak kut teh yang dibeli secara lokal untuk mengevaluasi apakah sup herbal tersebut menyebabkan potensi kerusakan hati.
Hasilnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Forensic Science, Medicine and Pathology bulan lalu, menemukan bahwa keempat bungkus sup menunjukkan toksisitas yang signifikan terhadap sel. Dikatakan bahan sup bila dicampur dengan sel hati membunuh hingga 83 persen sel.
Dilansir dari Today Online, peneliti Profesor Roger Byard mengatakan salah satu sampel sup membunuh 83 persen sel yang terpapar dalam bentuk murni dan bahkan ketika diencerkan 10 kali, itu membunuh 15 persen sel.
Dia mengatakan semua paket berisi bahan yang berbeda, termasuk istilah yang tidak jelas seperti bumbu, merica, dan garam.
Karena itu, dia mengatakan tidak jelas apa sebenarnya yang ada di dalam sup itu yang bisa menyebabkan kerusakan hati. Prof Byard juga mencatat bahwa hasil penelitian tidak boleh menimbulkan kepanikan.
“Jelas, banyak orang memiliki sup ini dan tidak memiliki masalah. Sebenarnya, saya suka sup ini.
"Saya sudah memilikinya selama bertahun-tahun tetapi berhenti meminumnya."
Studi ini juga didasarkan pada hasil yang sama tentang efek racun dari obat herbal pada hati ketika dikontrak dengan obat yang diresepkan.
Baca Juga: 6 Obat Maag Alami untuk Meredakan Gejala, dari Madu hingga Cengkeh
“Tetapi jika sesuatu memiliki efek terapeutik, itu dapat memiliki efek samping terapeutik dan ada banyak hal yang terjadi seperti interaksi herbal-herbal atau interaksi herbal-obat yang kita tidak tahu apa yang terjadi dan itulah hal yang menakutkan. bagi saya menurut saya,” kata Prof Byard.
Studi menyimpulkan bahwa tidak hanya agen terapi herbal mungkin bertanggung jawab untuk hepatotoksisitas in vitro tetapi ini juga dapat meluas ke makanan herbal seperti bak kut teh.
Dikatakan hasil seperti itu seharusnya tidak mengejutkan karena sejumlah produk herbal dapat mengganggu berbagai jalur metabolisme.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?