Suara.com - Dana pendidikan anak termasuk salah satu kebutuhan rumah tangga dengan biaya besar yang perlu dikeluarkan oleh orangtua. Lantaran jumlahnya yang tak sedikit, beberapa orangtua memilih untuk menyiapkan dana pendidikan tersebut beberapa tahun sebelum anak masuk sekolah.
Tapi bagaimana cara menentukan jumlah dana pendidikan yang tepat agar sesuai dengan rencana sekolah yang diinginkan? Platform investasi online Bibit membocorkan cara menghitung dana pendidikan anak agar sesuai dengan harapan.
Setiap tahun biaya pendidikan mengalami kenaikan. Mulai dari level TK sampai Perguruan Tinggi. Sehingga, orangtua sebaiknya melakukan riset dan survei agar bisa memperoleh sekolah yang diinginkan sesuai anggaran.
Seandainya saat ini telah memiliki anak berusia 1 tahun dan sedang mengumpulkan dana pendidikan, maka ada waktu 3 tahun hingga anak bersekolah TK. Kemudian ada waktu 5 tahun lagi untuk masuk SD, 11 tahun untuk masuk SMP, 14 tahun menuju SMA, dan 17 tahun masuk Perguruan Tinggi.
Simak tabel di bawah ini untuk mengetahui simulasi perhitungan jumlah yang harus disiapkan untuk dana pendidikan anak setiap bulannya. Jumlah tersebut dihitung dengan rata-rata uang pangkal sekolah negeri maupun swasta di Jabodetabek.
Catatan khusus:
1. Dana pendidikan sebaiknya disiapkan hingga level Perguruan Tinggi karena semakin cepat mengumpulkannya, maka 'cicilan' atau jumlah nabung bulanan akan semakin kecil. Namun, jika berdasarkan hitungan budget bulanan merasa belum mampu, maka tentukan skala prioritas. Misal, yang paling mendekati untuk jenjang TK dan SD, maka fokus dahulu ke tujuan tersebut.
2. Setiap anak dan orang tua memiliki preferensi yang berbeda-beda soal sekolah yang diinginkan. Sehingga, besaran biaya pendidikan yang disiapkan juga berbeda-beda. Sebaiknya, buat hitungan sendiri agar bisa memperoleh kisaran dana yang harus disiapkan.
3. Penting untuk selalu mengingat adanya inflasi dana pendidikan. Usahakan mengecek biaya pendidikan setiap tahunnya. Hal ini sebagai gambaran berapa yang harus dibayar saat anak kita masuk ke jenjang pendidikan tersebut.
Baca Juga: Menabung untuk Dana Pendidikan Anak, Ini 4 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Orangtua
Berita Terkait
-
Strategi Menabung untuk Pendidikan Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua Bijak
-
Waduh, 51 Juta Masyarakat Indonesia Belum Punya Rekening Tabungan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Tabungan Masyarakat Indonesia di Bank Mandiri Tembus Rp 1.884 Triliun
-
Bank Aladin Syariah Investasi di Pendidikan, Guyur Dana Beasiswa
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan