Suara.com - Pakar kesehatan mengatakan bahwa masa perlindungan dari infeksi Covid-19 di masa lalu menjadi lebih singkat, dari 12 minggu menjadi 28 hari.
Pemerintah New South Wales, Australia Barat, dan Wilayah Ibu Kota Australia mengumumkan minggu ini bahwa penyintas Covid-19 harus melakukan tes ulang setelah 28 hari jika menunjukkan gejala.
Jika terbukti positif, mereka akan ditangani sebagai kasus baru, lapor The Health Site.
Kasus reinfeksi atau infeksi ulang memang sedang meningkat.
Pada periode sebelum varian Omicron muncul, infeksi ulang menyumbang satu persen dari semua kasus di Inggris.
Tetapi dalam beberapa minggu terakhir, itu menyumbang lebih dari 25 persen kasus harian di negara tersebut dan 18 persen di New York City.
Terlebih adanya subvarian BA.4 dan BA.5, yang lebih mudah menyebar dan pada orang yang sudah divaksin, bisa menyebabkan infeksi terobosan.
Jenis virus, bagaimana respons imun terhadap infeksi Covid-19 sebelumnya, status vaksinasi, dan langkah perlindungan yang diambil merupakan empat aspek utama yang membantu untuk memahami risiko infeksi ulang pada seseorang.
Orang yang divaksinasi rentan terinfeksi ulang
Baca Juga: Terpopuler Kesehatan: Anak Raditya Dika Rekam Video Penampakan, Cara Cegah Kena Long Covid
Meskipun vaksinasi adalah pertahanan terbaik dalam melawan virus corona, beberapa varian tetap bisa lolos dari antibodi yang dihasilkan pasca vaksinasi.
Strain Omicron baru telah mengembangkan cara untuk menghindari netralisasi dari antibodi vaksin, sehingga virus masih dapat menginfeksi orang yang sudah divaksinasi.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menemukan bahwa tingkat antibodi terhadap semua subvarian Omicron berkurang setelah dosis kedua vaksinasi mRNA.
Berarti, vaksin kehilangan keefektivannya secara lebih cepat terhadap subvarian virus daripada strain aslinya, yakni Omicron.
Dua minggu setelah peserta menerima suntikan booster, tingkat antibodi untuk semua varian meningkat lagi. Tetapi untuk BA.4 dan BA.5, menunjukkan peningkatan tambahan antibodi terkecil.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!