Suara.com - Polusi sangat memengaruhi kualitas udara di lingkungan menjadi menurun. Standar kualitas udara yang baik, mengacu pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di angka 0 sampai 50.
Artinya tingkat kualitas udara yang baik tidak memberi pengaruh buruk bagi manusia, hewan, tumbuhan, maupun bangunan.
Indeks tersebut bisa diketahui lewat ponsel melalui aplikasi pengukur kualitas udara.
Tetapi, apabila Anda berada di dalam bangunan dengan ketinggian tertentu, polusi udara juga bisa terlihat secara kasat mata.
"Paling simpel sebenarnya lihat ke depan, buka jendela di balkon, kalau langitnya abu-abu itu sudah indikasi terjadi sesuatu di udara," kata Koordinator sub bidang informasi gas rumah kaca BMKG Alberth Nahas dalam journalist class Bicara Udara di Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Kondisi langit kelabu itu akan lebih jelas terlihat pada ketinggian tertentu. Alberth mengatakan, apabila saat siang hari langit terlihat berkabut, bukan mendung, itu jadi satu tanda jelas bahwa udara di sekitar telah tercemar dan kualitasnya memburuk.
"Itu indikator paling gampang dilihat. Kita lihat kondisi di sekitar gedung-gedung gak kelihatan, udah siang kok masih kaya berkabut, itu yang bisa dijadikan tanda-tanda kalau polusi udara sudah tinggi, terutama di kota urban," ujarnya.
Nafas Indonesia, aplikasi pengukur kualitas udara, juga mencatat bahwa kualitas udara di beberapa kota di Indonesia tidak sehat sejak 15 Juli 2022. Adanya polusi udara itu ditandai dengan konsentrasi PM2.5 yang meningkat.
PM 25 atau partikulat adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer. Selain itu, nilai ambang batas atau NAB adalah konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM 2.5 yang normal ialah 65 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga: Tegas! Anies Pastikan Cabut Izin Perusahaan Penghasil Polusi Di Jakarta
Sedangkan, Nafas Indonesia mencatat bahwa berbagai daerah di sekitar Jakarta mengalami kenaikan NAB dan mencapai puncaknya pada level 148 mikrogram per meter kubik yang dapat dikategorikan sebagai tidak sehat.
"Polusi udara paling tinggi bisa di pagi hari, kaitannya dengan atmosfer juga. Ini sesuatu yang terjadi di semua kota urban, bukan cuma di Jakarta," kata Co-founder Nafas Indonesia Piotr Jakubowski.
Ia menyampaikan, kualitas udara tidak hanya dipengaruhi dari jumlah kendaraan yang lalu lalang, melainkan akibat banyak faktor.
Saat PPKM darurat diberlakukan di Jakarta, kualitas udara di kota tersebut bahkan masih dalam level tidak sehat meskipun mobilitas masyarakat telah berkurang.
Menurut Piotr, kualitas udara di Jakarta juga terdampak dari pencemaran emisi dari berbagai daerah lain yang terbawa angin.
"Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan