Suara.com - Tembakau merupakan zat yang adiktif. Penelitian telah menemukan bahwa merokok tembakau bisa membuat ketagihan seperti heroin dan kokain.
Apa yang membuat merokok tembakau menjadi sangat adiktif hingga menyebabkan banyak orang sulit berhenti?
Jawabannya berkaitan dengan bagaimana tembakau mengubah cara kerja otak, membuat kita menginginkan lebih. Keinginan tersebut muncul karena kandungan nikotin, zat psikoaktif dengan potensi adiktif yang tinggi.
Zat psikoaktif merupakan zat yang memengaruhi cara kerja otak, dilansir Live Science.
Menurut National Cancer Institute (NCI), zat psikoaktif juga menyebabkan perubahan suasana hati, kesadaran, pikiran, perasaan, atau perilaku. Contoh lain zat psikoaktif adalah LSD, alkohol, kafein.
Nikotin sangat adiktif ketika dihisap atau dibawa ke paru-paru karena permulaan efek seperti stimulan.
Meski awal kenikmatan dari merokok dirasakan segera setelah melakukannya, itu juga menghilang secara cepat. Karenanya, perokok akan merokok lagi untuk merasakan stimulan yang sama.
Saat tembakau dikonsumsi, kadar nikotin dalam aliran darah menanjak dan masuk ke otak. Lalu, nikotin mengaktifkan reseptor yang melepaskan dopamin, membuat perokok merasa lebih baik.
Akibatnya, otak perokok dengan cepat menganggap nikotin sebagai zat yang membuat 'merasa enak' dan akan mendambakannya.
Baca Juga: Lansia Curi 5 Slop Rokok di Toko Sembako Lok Tuan Dimaafkan, Begini Modusnya
Merokok dalam jangka panjang meningkatkan jumlah reseptor nikotin di otak.
"Jika seseorang merokok secara teratur selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, otak akan terbiasa dengan nikotin sampai pada titik di mana, mereka membutuhkan nikotin untuk berfungsi dengan baik," jelas psikolog klinis di Wayne State University di Detroit, Michigan, David Ledgerwood.
Selama periode tidak konsumsi nikotin, mereka mengalami gejala penarikan fisik sampai otak menyesuaikan diri. Gejalanya, bisa berupa kesulitan berkonsentrasi, insomnia, depres, dan kurang nafsu makan.
Itulah salah satu faktor mengapa banyak perokok kesulitan menghentikan kebiasaannya. Terlebih, rokok terjual di mana-mana, yang sangat mudah dijangkau oleh banyak orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan