Suara.com - Presenter Ruben Onsu mengaku takut masti saat dirinya didiagnosis dengan penyakit langka Empty Sella Syndrome hingga penyumbatan di sumsum tulang belakang.
Saat berbincang dengan Irfan Hakim. suami dari Sarwendah itu mengaku takut setiap kali tidu. Ia khawatir bahwa akan meninggal dan tidak akan bangun lagi.
Menurut Ruben Onsu, sudah banyak orang yang mengingatkannya agar tak paranoid pada kematian. Namun tetap saja dia masih merasa takut.
Lantas, apa sih penyakit Empty Sella Syndrome tersebut? Benarkah mematikan? Bisakah Disembuhkan?
Empty Sella Syndrome adalah kondisi langka di mana kelenjar pituitari menjadi rata atau menyusut karena ada masalah di dalam sella tursika. Sella tursika adalah struktur tulang di dasar otak Anda yang mengelilingi dan melindungi kelenjar pituitari Anda.
Sella turcica adalah kompartemen seperti pelana. Dalam bahasa Latin, itu berarti "kursi Turki". Empty Sella Syndrome menyebabkan gejala tertentu, termasuk ketidakseimbangan hormon, sering sakit kepala, dan perubahan penglihatan.
Sementara kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil yang terletak di dasar otak Anda di bawah hipotalamus. Ini adalah bagian dari sistem endokrin Anda dan bertanggung jawab untuk membuat banyak hormon penting yang berbeda.
Hormon-hormon ini mempengaruhi dan mengendalikan kelenjar lain dalam sistem endokrin Anda. Meskipun langka, baik anak-anak maupun orang dewasa dapat mengembangkan Empty Sella Syndrome (ESS).
Orang yang lahir sebagai perempuan saat lahir (AFAB) empat kali lebih mungkin memiliki primary kosong sella (PES).
PES paling sering terjadi antara usia 30 dan 40 tahun. Kadang-kadang berkembang lebih awal pada orang AFAB daripada orang AMAB.
Orang-orang AFAB bahkan lebih mungkin mengalami PES jika mereka pernah hamil cukup bulan.
PES lebih jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Dalam kasus ini, sering dikaitkan dengan kondisi lain, termasuk:
- Sindrom Turner.
- penyakit Moyamoya.
- sindrom Bartter.
- Sindrom karsinoma sel basal nevoid.
- Sindrom pemburu.
- Sindrom Prader-Willi.
- Sindrom Alstrom.
- Penyakit Meniere.
- Penyakit Erdheim-Chester.
Empty Sella Syndrome (ESS) tidak mengancam jiwa. Ini dapat diobati dengan obat hormon dan terkadang operasi.
Memiliki sella kosong yang muncul pada pemindaian pencitraan otak Anda juga tidak mengancam jiwa. Sebagian besar kasus sella kosong tidak menyebabkan sindrom sella kosong atau gejala apa pun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?