Suara.com - Sejak Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, banyak negara yang mulai meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit menular tersebut. Terlebih penyakit ini kini tengah menyebar ke lebih 70 negara di dunia.
Hingga kini Kementerian Kesehatan memang menyebut belum ada kasus konfirmasi monkeypox atau cacar monyet di Indonesia. Tapi, Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari, SpKK, tetap meminta masyarakat waspada.
Terlebih, cacar monyet juga bisa berujung pada kematian. Dalam media interview, Jumat, (5/8/2022), dr Hanny menyebut bahwa tingkat kematian akibat cacar monyet yakni 0-16 persen.
Dalam pernyatannya dr Hanny mengutip sebuah jurnal epidemologi tentang cacar monyet yang diterbitkan pada tahun 2017. Ia menyebut bahwa komplikasi paling sering yang berujung kematian mulai dari Bronkopneumonia, infeksi di otak hingga sepsis atau kondisi ketika virus tersebut telah menjalar ke seluruh tubuh.
"Jadi tergantung komplikasi ada di mana. Kalau komplikasi ada di otak atau terjadi sepsis tentu angka kematian akan lebih tinggi," kata Hanny.
Sebagai informasi, tidak seperti COVID-19, penularan virus monkeypox melalui sentuhan fisik dengan penderita. Virus ditularkan melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah dari penderita.
Gejala awal dimulai dari demam dan merasa kurang sehat. Tapi baru diduga kuat sebagai penyakit monkeypox setelah ada bercak merah.
Bercak tersebut harus cepat diambil cairannya untuk pemeriksaan lab dan diagnosa. Biasanya penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2 minggu sampai 4 minggu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga telah melakukan Menkes, antisipasi melalui surveilans yang bagus dan pemeriksaan Lab yang maksimal. Sudah ada 1.100 Lab di Indonesia yang bisa digunakan untuk pemeriksaa monkeypox.
Baca Juga: WHO: 98 Persen Kasus Cacar Monyet Menyerang Pria Gay
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya