Suara.com - Dokter ahli penyakit dalam, Zubairi Djoerban, mengatakan bahwa kemungkinan besar cacar monyet sudah menginfeksi seseorang di Indonesia, namun belum terdeteksi.
"Enggak logis kalau di Indonesia belum ada [kasus positif cacat monyet]. Jadi, mungkin sekali sudah ada, namun belum terdeteksi," kata Zubairi kepada BBC News Indonesia, Kamis (04/08).
Sejauh ini Kementerian Kesehatan memang belum mengonfirmasi adanya kasus positif cacar monyet meski sebelumnya sempat ada seorang suspek berusia 55 tahun di Jawa Tengah.
Namun, orang tersebut terbukti negatif setelah sampelnya diuji menggunakan pemeriksaan PCR di laboratorium.
Meski begitu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tetap meminta pemerintah untuk mengawasi pintu masuk ke Indonesia.
"Dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, pengamatan tanda dan gejala," kata Ketua Umum IDI, Adib Khumaidi.
Sejak Mei hingga kini, kasus cacar monyet yang terkonfirmasi sejumlah 26.864 di seluruh dunia.
Bisul pada penderita cacar monyet sangat menular
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan bahwa penularan cacar monyet dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau kontak mulut ke kulit.
Baca Juga: Mendekati 17 Agustus, Masyarakat Diharapkan Tetap Waspada Penularan Covid-19
Begitu virus monkeypox masuk ke manusia, virus dapat menyebabkan gejala mirip flu, termasuk demam, nyeri, kelelahan, serta ruam merah yang berubah menjadi bisul berisi nanah.
"(Penderita) memiliki pembentuk lesi, (yaitu) nanah dan koreng, semua itu penuh dengan satu ton virus, dan virus itu sangat stabil. Virusnya dalah virus DNA untai ganda, yang secara alami sangat berbahaya," kata ahli epidemiologi CDC Andrea McCollum, dilansir Insider.
Saat bisul pecah dan mengeras, infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung. Keropeng yang timbul juga sangat menular. Bahkan, dapat ditularkan melalui pakaian atau selimut yang dipakai penderita.
Seseorang dianggap tidak lagi menular ketika semua lesi kulit telah sepenuhnya sembuh dan kulit baru terbentuk.
Apakah dapat menyebar melalui udara?
Virus dapat menyebar melalui tetesan pernapasan berukuran besar seperti batuk atau bersin. Namun, monkeypox tidak dapat berjalan jauh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif