Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah dinyatakan negatif Covid-19 pada Selasa (9/8/2022) kemarin. Namun laporan terbaru menyebut Joe Biden masih mengalami sejumlah gejala Covid-19, termasuk batuk-batuk.
Dalam pidatonya di depan anggota kongres baru-baru ini, Biden terpaksa menghentikan pidatonya untuk membalikkan badan dan batuk --dengan ditutupi tangannya, atau minum air.
"Hasil tes COVID Presiden kemarin dan pagi ini negatif," kata kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, dikutip dari ANTARA.
Biden juga diketahui memiliki riwayat penyakit saluran pernapasan reaktif yang membuatnya rentan mengalami kesulitan bernapas dan batuk.
Sang presiden AS mengandalkan inhaler (obat hirup) albuterol untuk meredakan batuk serta sebelumnya menggunakan suatu inhaler kalau sedang sakit flu.
"Apa yang sedang beliau alami sekarang adalah efek berkepanjangan COVID-19," katanya.
Lalu apakah perilaku Biden tergolong gejala long Covid-19? Temuan dari penelitian RSUP Persahabatan, Jakarta, menemukan bahwa 66,5 persen pasien Covid-19 di Indonesia alami long covid-19 setelah sembuh.
Penelitian dilakukan terhadap 385 pasien di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 220 pasien di antaranya mengalami gejala ringan Covid-19.
"Ini memberikan gambaran bahwa pasien yang ringan bisa mengalami long covid," kata Direktur Utama RSUP Persahabatan DR.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K)., dalam konferensi pers virtual, Senin (18/7/2022).
Baca Juga: Alami Gejala Body Dysmorphia, Putra Presiden Joe Biden Akui Suka Pose Telanjang
Gejala long covid terbanyak yang dirasakan berupa kelelahan. Dokter Agus juga menjelaskan bahwa gejala long covid yang timbul sangat tergantung dengan gejala infeksi Covid-19. Semakin berat derajat gejala infeksi, maka potensi long covid juga semakin berat.
Akan tetapi, penyebab gejala ringan tetap bisa mengalami long covid, dokter Agus menyampaikan bahwa hingga saat ini sebenarnya masih jadi pembahasan para ilmuwan dunia.
Tetapi, teori yang berkembang saat ini dipekirakan karena inflamasi atau peradangan sistemik setiap kali setiap orang terkena Covid-19.
"Itu terjadi proses inflamasi yang menyeluruh pada seluruh tubuh sebagai respon terhadap infeksi. Kemudian menyebabkan hipoksia karena kekurangan oksigen akibat kerusakan paru. Ada juga yang menyebabkan karena gangguan pada koagulasi, sehingga terjadinya gangguan vaskuler sampai pada pembuluh darah yang kecil-kecil, termasuk ke otak," paparnya.
Berita Terkait
-
Agnez Mo Syuting Reacher Season 4: Dari Peran Baru hingga Kejutan Kedatangan Joe Biden
-
Momen Joe Biden Lewat Saat Agnez Mo Syuting Reacher Season 4 di Philadelphia Bikin Heboh
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
-
Trump Kalahkan Biden Jauh! Dana Pelantikan Capai Rp3,8 Triliun, Ini Rinciannya
-
Joe Biden Kembali Bicara: Sindiran Tajam dan Peringatan untuk Pemerintahan Trump
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!