Suara.com - Pengobatan kemoterapi yang dilakukan oleh pasien kanker sering kali menyebabkan efek samping berupa rambut rontok.
Enggan mengalami kebotakan, seorang pasien kanker di Argentina, Paula Estrada, bertekad cari cara agar tidak kehilangan rambutnya meskipun harus menjalani kemoterapi.
Ia didiagnosis sakit kanker payudara pada tahun 2009, saat itu usianya 41 tahun. Di rumahnya di Buenos Aires, Estrada yang bekerja sebagai desainer grafis itu mulai membuat topi pendingin darurat dari kantong es untuk menjaga kulit kepalanya tetap dingin sekaligus mencegah kerontokan rambut.
"Itu berhasil, dan tidak ada yang menyadari bahwa saya sedang menjalani kemoterapi," kata Estrada, dikutip dari Fox.
Pendinginan kulit kepala itu dibuat dengan cara untuk menyempitkan pembuluh darah dan mencegah obat kemoterapi mencapai folikel rambut. Alat seperti itu sebenarnya sudah ada sejak beberapa dekade lalu. Tutup Pendingin Kulit Kepala Paxman, misalnya, diperkenalkan di Inggris pada tahun 1997 dan mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pada 2017.
Namun pada 2009, tutup pendingin kepala tidak dikenal di Argentina, kata Estrada.
"Ketika saya selesai, saya berkata 'Saya tidak akan menyimpan ini untuk diri saya sendiri, saya ingin semua orang memiliki ini juga," katanya.
Di media sosial, pasien kanker di Argentina dan di seluruh dunia berbagi cerita tentang instruksi cara membuat topi itu dan menyumbangkannya setelah selesai.
Tutup kepala itu harus digunakan mulai dari sesi kemo pertama, dijaga pada suhu -4 derajat Fahrenheit atau -20 derajat Celcius dan diganti setiap 30 menit.
Baca Juga: WHO: Kemasan Plastik BPA Bisa Picu Kanker Hingga Impotensi
Estrada, yang sekarang menulis buku tentang pengalamannya, mengatakan bahwa dia mendengar dari pasien setiap hari yang juga lakukan kemoterapi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan