Suara.com - Seorang wanita usia 29 tahun sudah pernah menjalani sebanyak 200 operasi sepanjang hidupnya. Wanita ini terlahir dengan penyakit jantung sehingga harus menjalani operasi jantung terbuka sejak usai 5 hari.
Pada usia 18 tahun, wanita bernama Jessica Manning ini kembali menjalani operasi untuk memperbaiki lubang di aortanya. Namun, ia kemudian justru menderita palpitasi dan paru-parunya kolaps, sehingga membuat kondisinya sangat lemah.
Saat berusia 22 tahun, wanita dari Selandia Baru ini mendapati dirinya menderita gagal jantung dan hati. Kala itu, satu-satunya harapannya untuk bertahan hidup adalah transplantasi ganda.
Untungnya, ia mendapatkan pendonor tepat waktu. Ia pun harus menjalani operasi selama 10 jam hingga hampir tidak memiliki detak jantung.
Selama proses itu, Manning justru kehilangan 22 unit darah selama prosedur operasi dan koma selama 5 hari. Dia kemudian mengalami serangan jantung setelah 4 minggu transplantasi.
Karena hal itu, ia harus memijat jantungnya secara manual selama 20 menit untuk membuatnya hidup kembali. Tetapi, ia kembali koma selama 3 hari sebelum kondisinya cukup stabil.
Tak hanya itu, ia juga harus belajar jalan lagi dan menjalani cuci darah selama 5 bulan sebelum akhirnya diperbolehkan pulang setelah 88 hari dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland, Selandia Baru.
"Saya bisa kembali hidup lagi, setelah menjalani lebih dari 200 kali operasi kecil dan 6 kali operasi besar sejak saya lahir," kata Manning, dikutip dari News Week.
Manning bercerita kondisinya yang sangat lemah hingga tak bisa mengikat tali sepatu pada usia 19 tahun. Kini, kondisi yang jauh lebih baik membuatnya berterima kasih kepala pendonornya.
Baca Juga: Panaskan Ranjang di Malam Jumat, Ini 5 Posisi Seks yang Dapat Dijadikan Sebagai Olahraga
Sebelumnya, Manning terlahir dengan 6 kelainan jantung berbeda dan harus menjalani operasi jantung terbuka pada usia 5 bulan, diikuti oleh rekonstruksi saat usia 3 tahun.
Lubang di jantungnya ditutup ketika ia berusia 6 tahun dan terus dalam pengawasan saat dia tumbuh dewasa. Seiring bertambahnya usia, ia pun mulai mengalami masalah kesehatan lainnya hingga membutuhkan transplantasi.
"BUtuh waktu 20 jam untuk menjalani operasi transplantasi kala itu dan saya kehilangan banyak darah. Saya koma selama 5 hari dan ketika sadar, saya tidak bisa mengangkat satu jari pun," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara