Suara.com - Pandemi Covid-19 masih terjadi meskipun trennya di Indonesia terus menurun. Risiko penularan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak juga masih bisa terjadi.
Dokter spesialis paru dr. Elina Burhan, MSc. Sp.P., kembali mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga protokol kesehatan anak juga lingkungan sekitarnya. Terhadap anak-anak di bawah usia 6 tahun yang belum bisa vaksin Covid-19 juga penting untuk dikelilingi oleh orang dewasa yang sudah divaksinasi hingga dosis booster.
Kenapa harus begitu? Benarkah bila anak terinfeksi Covid-19 juga rentan terkena long covid? Berikut penjelasan dokter Erlina dalam sesi Tanya Dokter kali ini.
Apakah anak berisiko terkena long Covid-19?
Kalau dia (gejalanya) berat, ada. Kalau dia ringan, jarang, seperti orang dewasa. Long covid lebih banyak pada (infeksi varian) delta. Walaupun sudah sembuh penciumannya masih terganggu, masih sesak, masih batuk-batuk. Kemudian bahkan berjalan aja susah. Biasanya lari 5 kilo ini setelah covid sembuh, karena long covid, jalan 300 meter udah ngos ngosan, itu long covid.
Tapi, ya, banyak dari long covid ini kemudian recover atau sembuh juga. Jadi setiap orang berbeda waktunya, ada yang 3 bulan, 6 bulan, bahkan 1 tahun.
Anak di bawah usia 5 tahun apakah sebaiknya dapat vaksin Covid-19 juga?
Usia di bawah 5 tahun akan segera di vaksin, tapi tentu saja perlu kajian dulu ya. Dan kalau dari BPOM, ITAGI, dan pemerintah bisa, maka akan segera.
Karena dibelahan dunia lain sudah dan keamanannya bagus. Mestinya kalau anak-anaknya yang lain bagus, untuk anak-anak Indonesia oke.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 15 September: Positif 1.116, Sembuh 1.624, Meninggal 5
Seberapa berisiko anak-anak terinfeksi Covid-19?
Kalau anak-anak di rumah aja, sih, barangkali bisa kita atasi. Tapi kalau anak-anak juga keluar, apalagi sekarang pembelajaran tatap muka, anak-anak ini berisiko terpapar covid. Oleh sebab itu, kita juga harus melindungi anak-anak kita. Salah satunya dengan protokol kesehatan, edukasi, dan vaksin.
Kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun, masih perlukah kita lakukan protokol kesehatan?
Satgas IDI (Ikatan Dokter Indonesia) berkepentingan, satu, melindungi masyarakat karena kami kumpulan dari para dokter juga memberikan support pemerintah supaya kesehatan masyarakat meningkat.
Di tengah pandemi ini, kami tidak bosan-bosannya mengimbau pemerintah untuk konsisten mengimplementasikan semua kebijakan pencegahan. Kepada masyarakat juga, patuh dengan program-program yang baik dari pemerintah.
Kedua, yang belum divaksin booster, segera.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien