Suara.com - Pasien nyeri kronis bisa mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan. Aktivitas harian bisa terhambat, bahkan menghalangi untuk bekerja dan mencari nafkah.
Dokter anastesi sekaligus pakar nyeri dari Amerika Serikat, Peter Abaci, MD, menjelaskan bahwa rasa nyeri tidak hanya memengaruhi kondisi kesehatan fisik, tapi juga psikologis.
"Pasien nyeri kronis rentan mengalami depresi dan kecemasan, juga kesulitan untuk tidur dan penurunan fungsi kognitif. Ini bisa memengaruhi mood yang membuat nyeri semakin sulit dikontrol, yang berujung pada kualitas hidup yang buruk," tutur Peter dalam blognya di laman WebMD.
Peter Abaci membagikan 5 tips penanganan nyeri kronis bagi pasien untuk bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Apa saja?
1. Tetap sabar
Tetap sabar menjalani kehidupan adalah yang pertama harus dilakukan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Apalagi, jika pasien masih melakukan pemulihan dan rehabilitasi.
Tubuh akan terasa sakit untuk sementara waktu, karena proses rehabilitasi tidak bisa terjadi secara instan. Namun dengan kesabaran, penyembuhan akan berjalan dengan lebih baik.
2. Berobat ke pakar
Berobat ke pakar nyeri, baik itu terapis klinis atau dokter, merupakan langkah kedua yang harus dilakukan. Pengobatan yang tepat membantu penanganan rasa nyeri kronis terkontrol dengan baik.
Baca Juga: Jangan Sampai Kualitas Hidup Anak Turun, Kenali 3 Kelainan Penis yang Bisa Diatasi Lewat Operasi
3. Boleh ke alternatif?
Peter menyebut jika pengobatan alternatif bisa bermanfaat meningkatan kualitas hidup, tidak ada salahnya dilakukan. Beberapa pengobatan alternatif yang populer untuk mengatasi nyeri kronis adalah akupunktur dan pijat.
4. Cari dukungan emosional
Mengalami nyeri kronis bisa sangat menguras emosi. Karena itu, pasien nyeri kronis perlu mendapatkan dukungan emosional.
Jika keluarga dan kerabat dekat tidak bisa membantu, pasien bisa mendapatkan dukungan dari organisasi keagamaan, lingkungan rumah, hingga komunitas lainnya.
5. Gunakan telekonsultasi
Berita Terkait
-
Mau Kualitas Hidup Lebih Baik? Ini 7 Alasan Pindah ke Perumahan Modern
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Rahasia Kulit Glowing Terbongkar: Mengapa Kolagen Jadi Tren yang Mendunia?
-
Investasi Terbaik Bukan Hanya Uang: Pentingnya Hunian untuk Kualitas Hidup Jangka Panjang
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan