Suara.com - Setelah pandemi melanda, penggunaan diffuser dan essential oil meningkat karena dipercaya bisa merawat kesehatan. Tapi, di masyarakat sendiri ada fenomena unik mencampur antiseptik ke diffuser untuk cegah Covid-19.
Diffuser adalah alat untuk mengolah essential oil dicampur dengan air dan menghasilkan uap halus. Uap yang dihasilkan dari diffuser ini akan menyebar ke ruangan untuk memberi efek menenangkan.
Namun Medical Underwriter Sequis, dr. Debora Aloina Ita Tarigan mengatakan, hingga saat ini belum ada penelitian yang bisa membuktikan bahwa diffuser dapat menjadi tata laksana pencegahan Covid-19.
Ditambah penggunaan diffuser juga belum terbukti aman untuk digunakan sebagai metode penguapan cairan antiseptik, guna mensterilisasi udara.
Justru penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.
Risiko kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan antiseptikpada diffuser juga tidak main-main, mulai dari iritasi pada mata hingga potensi kerusakan pada organ pernapasan.
“Mencampur cairan yang mengandung antiseptik melalui diffuser tidak disarankan. Cairan antiseptik memiliki sejumlah kandungan yang membahayakan. Apabila terkena kulit manusia bisa menyebabkan hipersensitif karena cairan mengandung chloroxylenol,"
"Hipersensitif dapat menyebabkan perubahan warna kulit, ruam, iritasi, dan kulit terbakar. Apalagi, jika sampai tertelan, dapat menyebabkan erosi faring (penipisan atau pengikisan jaringan tenggorokan), edema laring (penyempitan saluran pernapasan), gangguan pernapasan akut hingga dapat terjadi henti jantung,” ujar dr. Debora melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (5/10/2022).
Sedangkan penggunaan minyak esensial pada diffuser masih relatif aman untuk saluran pernapasan.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Mandi, Ini 5 Fungsi Antiseptik Cair
Namun, dr. Debora mengingatkan bagi penderita gangguan pernafasan, seperti yang memiliki riwayat asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan kronis lainnya sebaiknya perlu lebih waspada atau menghindari penggunaan diffuser karena uap dari diffuser berpotensi menyebabkan iritasi di saluran pernapasan.
Dr. Debora menganjurkan agar masyarakat jangan latah meniru, dan menyebarkan percobaan tren do it yourself diffuser atau konten kesehatan lainnya yang belum tervalidasi kebenarannya.
Kegiatan yang belum terbukti itu eperti mencampur antiseptik pada diffuser, karena tidak semua informasi yang ada di media sosial selalu benar dan kondisi dan riwayat kesehatan setiap orang berbeda.
Sebaliknya, dr Debora mengajak masyarakat untuk ikut aktif melakukan upaya pencegahan penyebaran virus covid-19, daripada bereksperimen sendiri dengan mencampurkan cairan antiseptik pada diffuser dengan dalil dapat mencegah penyebaran virus.
“Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tetap menaati protokol kesehatan, yakni selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga imunitas dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup beristirahat, dan kelola stres dengan baik," tutup dr. Debora.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia