Suara.com - Penembakan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan, (1/10/2022) lalu masih menjadi perhatian. Baru-baru ini sebuah akun di Twitter mengunggah foto korban penembakan gas air mata yang masih mengalami iritasi.
Foto yang diunggah akun Twitter @nataliamwijayano (9/10/2022) itu, memperlihatkan beberapa korban dengan mata yang merah. Dalam cuitannya tersebut, pemilik akun mengatakan, orang yang berada pada foto tersebut merupakan korban penembakan gas air mata.
"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini," tulis pemilik akun dalam cuitannya.
Unggahan tersebut lantas menarik perhatian warganet. Beberapa warganet merasa kasihan dengan kondisi korban. Sementara beberapa lainnya berkomentar pernah mengalami kondisi yang serupa. Hanya saia durasi yang dialami tidak selama korban dalam foto tersebut.
Menanggapi cuitan tersebut, Dokter Spesialis Mata JEC Kedoya, dr Florence Meilani Manurung, SpM, mengatakan, kondisi yang dialami korban tersebut terjadi karena adanya pembuluh darah kecil yang pecah sebingga membuat mata menjadi merah (subconjungtiva bleeding).
Lebih lanjut, merahnya mata tersebut dapat terjadi karena berbagai hal mulai dari dikucek, lebam, atau trauma karena benda tumpul.
"Merahnya karena pembuluh darah kecil pecah. Bisa karena dikucek oleh orangnya atau lebam karena kena trauma tumpul. Asalkan tidak buram dan nyeri, mata merahnya (subconjungtiva bleeding) akan hilang sendiri," jelas Dokter Florence saat dihubungi Suara.com, Minggu (9/10/2022).
Dokter Florence menjelaskan, kondisi tersebut juga bisa terjadi karena batuk atau ngeden terlalu kuat, bahkan kelainan sistemik seperti kencing manis, hipertensi, atau kelainan darah.
"Umumnya terjadi karena kucek kencang, batuk kencang atau ngeden kuat, juga karena kelainan sistemik pasien misal kencing manis, hipertensi, kelainan darah," sambung Dokter Florence.
Baca Juga: Terjawab Kapan Jadwal BRI Liga 1 Kembali Akan Dirilis, Hasil Pertemuan 18 Klub dan PT LIB
Menurut Dokter Florence, selama mata yang merah tersebut tidak buram dan nyeri, nantinya itu akan menghilang dengan sendirinya. Namun, jika mengalami nyeri dan pandangan menjadi kabur, diharapkan segera untuk menemui dokter.
Untuk penggunaan gas air mata sendiri, Dokter Florence menegaskan, tidak menyebabkan kebutaan. Biasanya, hanya akan menimbulkan nyeri akibat bagian kornea yang lecet, terutama akibat mata dikucek.
"Asalkan tidak buram dan nyeri, akan hilang sendiri. Namun jika buram atau nyeri, segera ke dokter mata. (Gas air mata) Tidak menyebabkan kebutaan namun nyeri akibat kornea yang lecet karena pasien berusaha mengucek matanya," ungkap Dokter Florence.
Dokter Florence menambahkan, kondisi tersebut akan lebih baik juga jika diberikan obat tetes mata antibiotik dan antimerah dari dokter. Selain itu, ia mengatakan, pada mata lecet di kornea nantinya akan menghilang dalam 1-2 hari. Sementara untuk mata merah (subconjunctiva bleeding) memiliki kemungkinan menghilang selama 1-2 minggu.
"Lecet di kornea (erosi kornea) akan hilang dalam 1 sampai 2 hari. Mata merah (subconjunctiva bleeding) akan hilang dalam 1 sampai 2 minggu," pungkas Dokter Florence.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke