Suara.com - Kebanyakan anak yang alami sakit gangguan ginjal akut misterius bisa sembuh total. Fungsi ginjalnya juga dipastikan kembali seperti sedia kala.
Akan tetapi, dokter berpesan kepada para orang tua dengan anak yang terkena penyakit misterius itu agar selalu memantau jumlah urine atau frekuensi anak lakukan buang air kecil.
"Pasien anak yang sudah sembuh harus dipantau fungsi ginjalnya. Walaupun dia sudah perbaikan dalam, artian fungsi ginjalnya. Tapi juga perlu dilihat urine, apakah ada, misalnya kelebihan protein dan lain-lain," kata Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp A(K)., dalam konferensi pers virtual Jumat (14/10/2022).
Selain itu, anak juga jangan sampai alami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pemberian obat-obatan pun harus berdasarkan anjuran dari dokter.
"Anak anak itu tidak dibolehkan untuk hipertensi, kalau ada kami akan memberikan obat terus-terusan. Kemudian juga melakukan edukasi untuk tidak banyak konsumsi garam, artinya garam itu hanya untuk makanan. Tidak ada makanan asin berlebihan, kemudian tidak boleh obesitas," tuturnya.
Perawatan yang dijalani anak-anak itu di rumah sakit rata-rata memakan waktu 1 sampai 3 bulan hingga benar-benar pulih, terutama yang masih harus jalani rawat jalan.
Data terbaru IDAI per 14 Oktober 2022 tercatat jumlah anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius bertambah jadi 152 anak di 16 provinsi. Meski baru terlapor pada Agustus-September lalu, namun penyakit tersebut sebenarnya sudah ada sejak Januari 2022 lalu.
Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarsa, Sp.A(K)., memastikan bahwa tren penyakit tersebut kini sudah turun. Puncak kasus sudah terjadi pada September lalu.
Kementerian Kesehatan meminta orangtua agar waspada terhadap penyakit tersebut. Salah satunya dengan selalu memperhatikan warna dan jumlah urine pada anak di rumah. Bila urine jumlahnya kurang dari 0,5 ML per kg berat badan per jam dalam 6 sampai 12 jam atau tidak ada urine selama 6 sampai 8 jam saat siang hari, maka anak sebaiknya segera menuju ke rumah sakit, jangan ke fasyankes pertama.
Baca Juga: Peraturan Baru! Setiap Sekolah Akan Wajib Menggunakan Pakaian Adat, Tapi .....
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental