Suara.com - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memprediksi target Indonesia eliminasi campak rubella 2023 gagal terkejar. Itu terjadi karena munculnya pandemi Covid-19 yang berdampak pada menurunnya angka imuniasasi dasar lengkap.
Pada periode 2019-2021 saja, ada 1,7 juta anak Indonesia yang belum disuntik imunisasi dasar lengkap.
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine memprediksi eliminasi campak rubella Indonesia akan melenceng dari tenggat seharusnya.
"Apakah kita akan tetap bisa request untuk Eliminasi tahun depan? Tapi saya rasa sih nggak mungkin, karena dalam keadaan seperti ini, jadi akan ada lagi analisa," ujar Prima di Jakarta kepada suara.com beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, Kemenkes akan kembali berdiskusi dengan para ahli terkait eliminasi penyakit yang bisa membuat anak kejang hingga radang otak ini.
Seperti diketahui penyakit yang disebabkan virus rubella ini bisa dicegah dengan cara disuntik kepada anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
Inilah sebabnya Kemenkes menggelar program vaksin MR tambahan kepada semua anak sekolah, tanpa memandang status imunisasi tersebut.
"Kita memang harus melakukan imunisasi campaign, tambahan satu dosis tanpa memandang status awalnya. Jadi semua anak, mau yang lengkap, mau yang gak lengkap, itu diberikan tambahan, itu dalam rangka eliminasi," jelas Prima.
Ia menambahkan, tidak hanya Indonesia yang alami kemunduran imunisasi anak, tapi juga beberapa negara lain. Pandemi membuat banyak masyarakat takut keluar rumah, takut pergi ke Puskesmas, hingga petugas imunisasi yang juga terbatas.
Baca Juga: Vaksinasi Rubella Anak di Medan Baru 46 Persen
"Di beberapa negara dunia seperti itu, kan semua terdampak pandemi, target yang tadinya tahun 20 atau 21 kita kencengin kan nggak bisa, kita kencengin karena pandemi," jelasnya.
Sementara itu, hingga saat ini capaian imunisasi dengan program imunisasi kejar di Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ataupun imunisasi tambahan juga masih kurang dari target, dan belum sepenuhnya terpenuhi di masing-masing daerah.
"Untuk di luar pulau Jawa dan Bali untuk tambahan Campak Rubela nya masih belum bisa mencapai target, secara rata rata di 27 provinsi itu kita baru mencapai 66 persen atau 63 persen mungkin ya, dan ada satu provinsi ya sudah mencapai target 95 persen yaitu Sulawesi Selatan, jadi 26-nya belum, 26 provinsinya," tutup Prima.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas