Suara.com - Peningkatan kasus gagal ginjal akut membuat masyarakat menjadi semakin waspada. Agar tidak panik, publik perlu tahu salah satu gejala atau tandanya berasal dari air kencing. Nah, untuk mencegah penyakit ini, pengetahuan tentang warna urine normal itu perlu diketahui.
Salah satu tanda jika kesehatan tubuh sedang bermasalah bisa dilihat dari warna urine. Sehingga sangat penting untuk mengetahui warna urine normal dan perbedaannya dengan orang sakit.
Seperti yang diketahui, urine merupakan limbah cair sisa dari metabolisme yang dikeluarkan akan dari tubuh lewat kencing. Pada umumnya, seseorang akan buang air kecil sebanyak 4-10 kali dalam sehari. Selain warna urine, perubahan bau, tekstur yang berbusa, disertai rasa sakit atau tidak bis jadi tanda masalah kesehatan tubuh tertentu.
Misalnya penyakit ginjal, kandung kemih, infeksi saluran kencing dan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan warna urine. Berikut beberapa ciri urine yang normal sebagai indikasi kesehatan sistem saluran kencing.
Ciri-ciri Urine Normal
Ciri-ciri urine seseorang normal dapat dikenali dari beberapa tanda sebagai berikut:
1. Kandungan urine normal
Urine pada dasarnya mengandung air, urea, garam anorganik, amonia, kreatinin dan zat perawarna urine dengan kadar yang relatif normal. Kandungan urine yang paling banyak yakni berupa air sebesar 95 persen. Sementara sisanya, baru teridiri atas beberapa senyawa organik dan anorganik.
2. Warna urine normal
Baca Juga: Orang Tua Perlu Waspada, Ini Gejala Awal Gagal Ginjal Akut
Pada umumnya, warna urine normal yaitu bening, kuning muda hingga kuning tua. Warna tersebut juga dipengaruhi dari sedikit banyaknya cairan yang dikonsumsi. Cairan yang dikonsumsi dapat mengencerkan pigmen ataupun zat pewarna kuning dalam urine.
Jadi semakin banyak cairan yang dikonsumsi, warna urine akan semakin lebih muda atau bening. Jika seseorang kurang minum, maka warna kuning urine akan jadi lebih tua.
3. Jumlah urine normal
Selain kandungan dan warna, jumlah urine normal juga berpengaruh bagi kesehatan tubuh. Normalnya jumlah uribe per hari berkisar antara 800 mililiter hingga 2.000 mililiter (asupan cairan yang dapat masuk sekitar 2 liter per hari).
Jumlah urine dapat berkurang ketika tubuh kekurangan mengonsunsi cairan atau ada masalah kesehatan pada ginjal. Sebaliknya, jumlah urine bisa jadi akan meningkat karena seseorang terlalu banyak minum, diabetes, mengonsumsi obat tertentu, ataupun penyakit ginjal.
6 Warna Urine yang Mengindikasi Kesehatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?