Suara.com - Penanganan medis pasien lanjut usia (lansia) ternyata berbeda dengan pasien yang usianya lebih muda. Pasien lansia atau geriatri bisa jadi membutuhkan lebih banyak ahli medis untuk menangani penyakitnya.
Dokter spesialis penyakit dalam Klinik Geriatri RSU Bunda dr. M. Syah Abdaly, Sp.PD., menjelaskan bahwa pasien lansia kebanyakan memiliki lebih dari satu komorbid atau penyakit penyerta. Itu salah satu sebab penangannya jadi butuh lebih banyak dokter.
"Biasanya murtiple komorbidity dan terkait penyakit generatif atau penuaan, seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, keganasan kanker, dan penyakit generatif lainnya. Sehingga butuh penanganan bermacam dokter dan pendekatannya interdisiplin bukan multiple disiplin yang tidak ada komuniaksi antar spesialis," jelas dokter Abdaly beberapa waktu lalu.
Selain itu, cadangan daya tahan tubuh pasien lansia umumnya telah menurun karena faktor usia. Sehingga, butuh waktu dan usaha lebih lama bila ada fungsi organ yang bermasalah.
"Berikutnya juga pasien geriatri karakteristik klinisnya tidak jelas. Mungkin pasien datang hanya dengan keluhan tidak mau makan, tapi ternyata setelah diperiksa ada infeksi," imbuh dokter Abdaly.
Bila sudah begitu, obat-obatan yang perlu dikonsumsi juga makin banyak. Di sisi lain, lansia juga kerap alami masalah gizi akibat tidak mau makan. Sehingga perlunya diskusi antara ahli gizi juga polifarmasi agar obat-obatan tersebut tidak penyebabkan gangguan nutrisi berkelanjutan.
Selain perbedaan karakteristik, lanjut dokter Abdaly, pemeriksaan pasien geriatri dibutuhkan pengkajian paripurna dan asesmen lengkap untuk menilai semua aspek. Sehingga, saat pasien konsultasi dengan dokter tidak hanya akan ditanyakan seputar keluhan sakitnya, tapi juga riwayat aktivitas sehari-hari dan keluarga yang mendampingi.
"Misalnya tinggal sama siapa, aktivitas sehari-hari seperti apa, status fungsional kegiatan harian gimana, apakah bisa mandi sendiri atau dibantu, apakah makan disuapin pakai baju perlu dikancingkan, itu gimana nanti ada skornya," jelas dokter Abdaly.
Memastikan status fungsional itu untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam aktivitas sehari-hari juga status nutrisinya. Bahkan bisa juga kondisi psikis lansia, sehingga dalam oengobatannya kerap diperlukan juga psikiater maupun psikolog.
Baca Juga: Cegah Gangguan Ginjal Akut Misterius, Orangtua Diminta Tak Pakaikan Popok Saat Anak Demam
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak