Suara.com - Putra Oki Setiana Dewi, Sulaiman Ali Abdullah mengidap sindrom Prader Willi. Penyakit itu mulai diketahui sejak Sulaiman berusia empat bulan setelah menjalani berbagai tes hingga sampel darah dikirim ke Jerman.
Oki mengatakan, akibat penyakit tersebut anaknya jadi tidak mengenal rasa kenyang. Jika dibiarkan, maka Sulaiman bisa mengalami obesitas karena terus-menerus makan.
"Takutnya setelah itu akan lari ke jantung, pernapasan," kata Oki ditemui di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (1/11/2022).
Sulaiman juga mengalami pelemahan otot. Sehingga, anaknya harus disuntik penguat otot dan pengurai lemak setiap hari. Selain itu, Oki juga memberikan terapi motorik kepada Sulaiman.
"Ada fisioterapi, terapi bicara dan lainnya," ungkapnya.
Sindrom prader willi sebenarnya termasuk penyakit langka. Berdasarkan penelitian disebut bahwa penyakit tersebut terjadi pada 1:30 ribu orang di dunia. Dokter spesialis anak Lucia Nauli, Sp.A., mengatakan bahwa penyakit tersebut akibat gangguan genetik.
"Penyakit kelainan bawaan itu," ucapnya dihubungi suara.com, Rabu (2/11/2022).
Dikutip dari situs Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris juga dijelaskan bahwa sindrom Prader willi disebabkan akibat beberapa materi genetik hilang dalam sekelompok gen pada kromosom nomor 15.
Hal itu mempengaruhi bagian otak hipotalamus yang memproduksi hormon dan mengatur pertumbuhan dan nafsu makan. Itu sebabnya ciri khas pengidap sindrom prader willi alami gangguan pertumbuhan dan rasa lapar terus-menerus.
Baca Juga: Anaknya Kena Sindrom Prader Willi, Oki Setiana Dewi: Dia Gak Tahu Rasa Kenyang
Disebutkan pula bahwa penyebab genetik itu murni terjadi secara kebetulan, baik pada anak laki-laki maupun perempuan dan dari semua latar belakang etnis dapat terpengaruh. Lantaran kasusnya langka, sangat jarang orang tua memiliki lebih dari 1 anak dengan sindrom prader willi.
Untuk mendiagnosis sindrom prader willi itu diperlukan pengujian genetik. Tes genetik mungkin direkomendasikan jika seorang anak memiliki gejala sindrom prader willi.
Sejak bayi gejala itu bisa terlihat bila anak alami kondisi hipotonia atau Infant Floppy Syndrome. Kondisi itu berupa hilangnya kekuatan otot sehingg anak jadi terlihat lemas dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Kelainan tersebut biasanya terdeteksi pada bayi sejak lahir.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Bangun Rumah Baru Banjir Sponsor, Ria Ricis Ucap Syukur
-
Oki Setiana Dewi Pilu Jemaah Haji Furoda Gagal Berangkat: Allah Tahu Air Matamu
-
Bagaimana Gaya Parenting Ria Ricis? Adab Moana Curi Perhatian Saat Tolak Ajakan Foto Penggemar
-
Paula Verhoeven Disebut Positif HIV, Komentar Oki Setiana Dewi Curi Atensi
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa