Suara.com - Kanker menjadi salah satu penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, penyakit satu ini juga menjadi pembunuh tertinggi setelah penyakit jantung dan stroke. Diperkirakan, pada 2030 kasus kanker baru akan mencapai angka 489.000.
Sementara itu, sekitar 70 persen pasien di Indonesia meninggal dunia setelah satu tahun terdiagnosa kanker. Health System Partner Roche Indonesia, Nani Widjaja mengatakan, tingginya akan kematian ini terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya, pengetahuan, dan keterlambatan diagnosis.
Selain itu, keterbatasan jumlah serta persebaran dokter ahli kanker dan perawat juga menjadi faktor angka kematian yang tinggi. Hal ini karena, masalah tersebut akan sangat memengaruhi kualitas penanganan dan pengobatan pasien kanker.
“Faktor penyebabnya karena adanya keterbatasan sumber daya, pengetahuan, dan terlambatnya diagnosa. Terus juga keterbatasan jumlah dan persebaran dokter dan perawat memengaruhi kualitas penatalaksanaan dan hasil yang diberikan,” jelas Nani Widjaja dalam acara Peresmian Tahapan Kemitraan Strategis Untuk Tingkatkan Hasil Penanganan Kanker di Indonesia, Rabu (2/10/2022).
Dalam menangani permasalahan tersebut, Roche Indonesia dan RS Kanker Dharmais bekerja sama dengan FIK UI membuat program Extension for Community Healthcare Outcomes (ECHO) dalam meningkatkan jumlah perawat onkologi untuk membantu penanganan penatalaksanaan kanker di Indonesia.
Nantinya perawat akan mendapatkan pendidikan spesialis onkologi untuk mendukung percepatan transformasi kesehatan yang dilakukan Kemenkes. Direktur Fasilitas Layanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Aswan Usman, M. Kes, mengatakan, program ini akan sangat baik untuk pelayanan kesehatan dalam menangani kanker di Indonesia.
“Ini sangat membantu kita punya program, terutama tadi transformasi layanan rujukan ujung-ujungnya adalah bagaimana mengatasi hal-hal yang bersifat terkait penanganan pasiennya,” ucap dr. Aswan.
Sementara itu, Direktur Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, Dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, menambahkan, dengan pengembangan perawat spesialis onkologi ini akan membantu beberapa daerah agar tidak perlu ke kota besar untuk mendapat pengobatan kanker.
“Kementerian kesehatan ini sudah melakukan transformasi layanan kesehatan, gimana supaya rumah sakit di daerah itu sudah memiliki fasilitas, SDM yang cukup sehingga masyarakat tidak terlambat dan juga tidak perlu jauh-jauh ke kota besar di daerahnya sendiri sudah bisa,” jelas Dr. Soeko.
Baca Juga: Awas Jangan Diremehkan, Lebam pada Kulit Bisa Jadi Tanda Penyakit Leukimia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan