Suara.com - Istri Ki Joko Bodo, Daimah, menegaskan bahwa penyebab meninggal suaminya bukan akibat guna-guna, melainkan karena sakit.
Kabar meninggalnya Ki Joko Bodo memang begitu tiba-tiba. Mantan peramal itu meninggal dunia di kediamannya, Istana Wong Sintink pada Selasa (22/11/2022) pukul 10.00 WIB.
"Ki Joko Bodo meninggal karena sakit, enggak ada guna-guna. Sakit saja ya, medis," kata Daimah ditemui usai acara pemakaman Ki Joko Bodo di TPU Gobeng, Jatiwaringin, Bekasi, Selasa (22/11/2022).
Terkait penyakit suami, Daimah mengatakan Ki Joko Bodo mengalami sakit asam urat selama bertahun-tahun. Selain itu juga, faktor usia juga membuat kondisi fisik lelaki 57 tahun itu turut menurun.
"Beberapa hari sebelum meninggal, memang sudah terjadi degradasi stamina," tutur Daimah.
Meski mengalami sakit selama bertahun-tahun, tapi Daimah menerangkan, proses kepergian Ki Joko Bodo sangat mudah.
"Jam 9 masih sempat mandi kemudian minta minum. Setelah dikasih minum, sudah, langsung meninggal dengan mudah," tuturnya.
Asam urat sebenarnya dihasilkan tubuh secara alami untuk mengurai zat purin dalam makanan. Dalam kondisi normal, asam urat yang tidak terpakai akan langsung dibuang tubuh melalui urine dan feses.
Tetapi akibat gaya hidup tidak sehat, kadar asam urat bisa terlalu tinggi. Kadar normal asam urat dalam darah bagi laki-laki maksimal 7,0 sampai 7,2 mg/dl.
Baca Juga: Penyebab Ki Joko Bodo Meninggal Dunia Diduga Darah Tinggi, Simak Cara Mencegahnya
Bahaya asam urat bisa terjadi ketika produksinya terlalu banyak dan ginjal tidak mampu membuangnya.
Dikutip dari Alodokter, tingginya kadar asam urat dalam darah dapat menyebabkan terbentuknya kristal padat di sendi. Kemudian pada akhirnya menimbulkan peradangan dan penyakit asam urat.
Jika tidak segera diberikan obat asam urat, kristal padat ini dapat menyebabkan berbagai penyakit atau kondisi berbahaya, mulai dari kerusakan sendi hingga penyakit ginjal.
Berikut sejumlah bahaya asam urat yang dapat terjadi jika kondisi tersebut tidak segera diobati:
1. Tophi
Asam surat yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penumpukan kristal padat di bawah kulit hingga akhirnya membentuk benjolan kecil berwarna putih yang disebut tophi. Di dalam tophi, bisa terdapat cairan yang berbentuk seperti pasta gigi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025