Suara.com - Permainan lato-lato hingga kini masih digandrungi oleh anak-anak. Permainan dengan tali dan dua bola yang diketukan ini bahkan seringkali dijumpai di jalan.
Di tengah pamornya lato-lato, permainan ini kerap menuai pro dan kontra di masyarakat. Selain suara lato-lato yang dinilai berisik, bola pada permainan ini disebut berbahaya.
Pasalnya, pada beberapa kasus lato-lato dinilai membuat tangan anak-anak menjadi lebam. Bahkan, ada kasus lato-lato yang terlempar hingga menyebabkan lebam di bagian mata dan kepala.
Melihat adanya kasus tersebut, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak sekaligus Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI, DR. Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), mengatakan, penggunaan mainan lato-lato harus melihat usia anak yang memainkannya.
Menurutnya, permainan ini tidak bagus dimainkan oleh balita. Hal tersebut karena kemampuan motorik balita belum cukup baik sehingga berisiko menyebabkan tangan atau wajahnya yang terkena bola
“Tentunya melihat kemampuan anak, yang motor halusnya mumpuni, untuk bermain lato-lato. Tentunya bukan balita. Karena kemampuan motoriknya belum baik sehingga mudah menyebabkan dirinya kena bolanya di tangan atau di muka karena kencang terlepas,” ungkap Dr. Bernie dalam media group interview secara daring, Minggu (15/1/2023).
Oleh sebab itu, menurut Dr. Bernie orang tua harus memantau usia anak yang boleh memainkan lato-lato. Jika anak sudah berada di usia sekolah atau remaja, itu diperbolehkan. Namun, orang tua juga harus memberikan edukasi bahaya dari permainan tersebut.
Tidak hanya itu, orang tua juga harus bisa memilih bahan dari lato-lato. Pastikan bahan dari lato-lato tidak terbuat dari kaca atau hal-hal yang membahayakan.
“Jadi harus melihat usianya, pada sekolah atau remaja boleh. Tadi saya sampaikan ada pendampingan orang tua. Orang tua harus beri edukasi kepada anak. jelasin bahayanya jadi anak mengerti loh. Kalau terlepas bisa membahayakan diri sendiri. Orang tua harus pendampingan, edukasi, pilih bahannya juga, ” sambung Dr. Bernie.
Baca Juga: Siswa di Kubu Raya Dilarang Membawa Lato-Lato ke Sekolah
Meski ada dampak buruknya, Dr. Bernie menuturkan, adanya lato-lato juga bisa memberikan hal baik. Anak-anak bisa melatih keterampilan motoriknya. Hal ini juga mengurangi anak-anak dari bermain gadget sehingga tidak kecanduan.
“Lato-lato ini bisa menjadi pilihan agar anak bisa tidak kecanduan gadget dan melatih keterampilan anak. Tapi harus ada pendampingan, sehingga usia anak yang berlatih minimal usia sekolah sehingga punya keterampilan untuk mengontrol,” jelasnya.
Terkait dari suara lato-lato, Dr. Bernie setuju jika tempat untuk bermain juga diperhatikan. Lokasi seperti rumah sakit atau sekolah mungkin perlu dilarang. Hal ini karena tempat tersebut membutuhkan konsentrasi.
Oleh sebab itu, anak-anak bisa diarahkan untuk bermain lato-lato di rumah maupun lapangan sehingga tidak mengganggu.
“Kita lihat juga, lato-lato akan memberikan suara. Jadi dia akan menimbulkan suara. Ini bagi tempat-tempat yang membutuhkan konsentrasi itu mengganggu gitu. Kalau sekitar rumah atau lapangan monggo saja,” pungkas Dr. Bernie.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan