Suara.com - Proses bayi tabung hingga kini masih kerap dianggap tabu di masyarakat. Pasalnya, ketika mendengar bayi tabung, hal yang terlintas dalam pikiran masyarakat adalah orang tersebut mengalami infertilitas atau kemandulan.
Bayi tabung sendiri memang pada dasarnya dapat menjadi solusi bagi orang-orang yang mengalami infertilitas. Dengan bayi tabung, hal ini dapat membuat pasangan memiliki anak melalui teknologi yang digunakan.
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini proses bayi tabung tidak hanya untuk mengatasi masalah infertilitas pada pasangan. Pasalnya, bayi tabung sendiri dapat menjadi solusi agar anak yang lahir sehat dan terhindar dari berbagai penyakit genetik dari orang tuanya.
Teknologi reproduksi bayi tabung terbaru tersebut yaitu Pre-Implantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A) dan Pre Implantation Genetic Testing for Monogenic / single-gene defect (PGT-M).
Kedua teknologi yang telah digunakan oleh klinik fertilitas Morula IVF ini, menjadi salah satu solusi bagi para orang tua, bukan hanya terkait infertilitas, melainkan menjadi kualitas hidup anak.
Direktur Scientific PT. Morula Indonesia, Prof. Arief Boediono. Ph.D. mengatakan, dengan kedua teknologi ini akan membantu memaksimalkan kehamilan proses bayi tabung.
Teknologi PGT-A
Untuk teknologi PGT-A, akan membantu memungkinkan seleski embrio sehingga yang dimasukkan ke dalam rahim diusahakan memiliki kromosom normal. Hal ini akan membantu mendorong tingkat kehamilan berhasil.
Bahkan, berdasarkan studi, teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan lebih baik dibandingkan kehamilan non PGT-A.
Baca Juga: Viral di Tiktok! Seorang Bayi Diberi MPASI Terlalu Dini, Ini Penjelasan Dokter
“Berdasarkan studi yang kami lakukan pada Januari tahun 2019 hingga September 2022 pada hampir 500 pasien, bahwa teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan sebesar 68 persen di kelompok umur 38-39 tahun dan 46 persen usia diatas 40 tahun,” ucap Prof. Arief dalam media gathering, Senin (23/1/2023).
“Pada kelompok 38-39 tahun tersebut, persentase kehamilan dengan teknologi PGT-A lebih baik 25% dibanding kehamilan Non PGT-A dan di usia 40 tahun ke atas, PGT-A membantu persentase kehamilan 19% lebih baik dari yg Non PGT-A,” sambung Prof. Arief.
Dengan adanya seleksi embrio ini sendiri juga akan mencegah anak lahir dalam kondisi tidak normal seperti Down Syndrome, Edwards Syndrome, kelainan dari kromosom jenis kelamin bayi misalnya Turner Syndrome, Jakob Syndrome, Klinefelter Syndrome, dan Triple X hingga 60 keguguran.
Teknologi PGT-M
Untuk teknologi PGT-M, ini akan membantu mendeteksi mutase single-gene (monogenic) yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bawaan alias genetik. Hal ini akan mendorong anak terhindar dari berbagai penyakit keturunan seperti Thalassemia, Spinal Muscular Atrophy. Dan Cystic Fibrosis, dan lain-lain.
“Dengan teknologi PGT-M, ini akan menurunkan risiko anak-anak dari penyakit keturunan seperti Thalassemia, atau penyakit lainnya. Hal ini justru akan meningkatkan kualitas hidup anak, bahkan risikonya lebih rendah dari mereka yang lahir secara normal,” jelas Prof. Arief.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar