Suara.com - Anak Young Lex, Zaenab Alexander, ternyata mengidap autis. Kabar tersebut dibagikan sendiri oleh istrinya, Eriska Nakesya alias Eriska Alexander saat berbincang di acara I-Talk Inserthilite, yang diunggah di YouTube, Jumat (10/2/2023).
Saat pertama kali tahu kondisi anaknya, Eriska Nakesya mengaku tak pernah berhenti menangis.
"Awalnya berat banget, tiap ada yang tanya nangis. Kok bisa begini, enggak kuat, tiap hari netes aja air mata," kata Eriska Alexander.
Hal yang sama juga dirasakan Young Lex. Menurut Eriska, setelah mendengar putrinya autis, Lex memutuskan untuk menghentikan seluruh jadwalnya selama sepekan.
"Dia sih enggak nangis di depan aku ya, tapi dia cancel semua jadwal selama satu minggu. Kerjaan, meeting dia semua, tapi dia ga nangis di depan aku," ujar Eriska.
Erika Alexander mengetahui putrinya autis ketika ia merasa ada yang aneh dengan Zaenab. Bocah yang disapa Cici tersebut saat itu berusia 20 bulan, tetapi belum bisa bicara. Setelah jalani pemeriksaan ke dokter dan psikolog, Zaenab didiagnosa idap autis tingkatan rendah.
Autisme disebut juga sebagai gangguan spektrum autisme (GSA) merupakan kumpulan gangguan perkembangan dengan karakteristik lemahnya pada bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang atau minat terbatas.
Penyebab pasti dari autisme sebenarnya belum diketahui. Masih diduga bahwa faktor genetik serta lingkungan yang jadi pemicu gangguan tersebut, sebagaimana dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial-emosional timbal balik. Mereka juga sulit diajak berbicara, tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai untuk suatu keadaan, atau tidak memberi respons sama sekali jika dipanggil atau diajak bicara.
Baca Juga: Video Syur Mirip Zikri Daulay Beredar, Ayu Aulia: Muka Malaikat Tapi Iblisnya di Hati
Selain itu, tidak adanya kontak mata, tidak ada ekspresi wajah, atau bahasa tubuh lainnya dapat menunjukkan anak menderita autisme. Untuk anak yang lebih besar, di mana pertemanan biasanya mulai terbentuk, anak dengan autisme sulit menjalin pertemanan sampai tidak menaruh minat terhadap teman.
Perilaku, minat, dan aktivitas anak dengan autisme sangat terbatas (stereotipik) dan sifatnya berulang (repetitif). Dalam berbicara atau interaksi dengan benda, anak biasanya menggerakan anggota tubuh tertentu berulang-ulang, menderetkan mainan, menumpuk kaleng, membalik-balik benda atau lembaran buku, atau mengulangi perkataan orang (ekolalia).
Anak juga cenderung melakukan rutinitas seperti ritual dan kaku serta hanya menyukai benda atau mainan tertentu.
Selain reaksi yang kurang terhadap rangsangan luar, anak dengan autisme dapat memberikan reaksi berlebihan atau reaksi yang tidak wajar terhadap rangsangan nyeri, suhu, suara, atau tekstur benda. Gejala-gejala ini sampai mengganggu interaksi sosial, aktivitas sekolah, bermain, atau fungsi kehidupan anak sehari-hari.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas