Suara.com - Kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan kedua setelah kanker payudara, dari total kasus kanker tertinggi pada perempuan di Indonesia dan termasuk penyakit yang mengakibatkan pengeluaran besar karena tingginya biaya pengobatan .
Di Indonesia, di 2020 saja terdapat 36.633 kasus kanker serviks dengan angka kematian yang terus meningkat . Tidak hanya membebani keluarga, penyakit ini juga membebani negara, pasalnya penyakit kritis memakan 25 persen total biaya klaim kesehatan JKN-KIS dan kanker menempati urutan kedua dari biaya terbesar dari penyakit yang terhitung sebagai katastropik.
Dalam keterangannya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Village, dr.Julita D.L. Nainggolan, SpOG, mengatakan bahwa Kanker serviks sering juga disebut sebagai silent killer dimana penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala di stadium awal. Oleh karena itu, pemeriksanaan Pap smear berperan sangat penting untuk deteksi dini agar dapat dilakukan penanganan secara optimal”
Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Perempuan Internasional, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bekerja sama dengan Siloam Hospitals Lippo Village mengajak keluarga pra-sejahtera di Desa Maju Prudential di Kampung Buaran, Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten, untuk mendeteksi dini penyakit kritis melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan Pap smear tanpa biaya.
”Ibu merupakan salah satu pilar utama yang menopang keluarga termasuk mengatur pengeluaran rumah tangga, sehingga layanan Pap smear tanpa biaya ini menjadi hadiah spesial dalam rangka Hari Wanita Internasional bagi ibu-ibu di Desa Maju Prudential," Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen dalam keterangannya baru-baru ini.
Ia menjelaskan bahwa layanan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah penyebaran kanker serviks. Menurutnya ini juga untuk membantu keluarga merangkai masa depan yang lebih cerah, mengobati sejak dini sebelum penyakit semakin buruk, sekaligus membantu pemerintah menekan angka kanker serviks di Indonesia.
”Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Prudential Indonesia dalam bidang Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST), untuk mendukung keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat sejalan dengan visi perusahaan untuk mewujudkan masyarakat lebih sehat, lebih sejahtera, sehingga mereka bisa yakin melangkah ke masa depan dan mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan.," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?