Suara.com - Mengetahui jenis diet yang tepat jadi keharusan bagi pejuang penurunan berat badan. Tapi sayangnya, saat ini bermunculan jenis-jenis diet baru yang membingungkan. Lantas, apa aja sih diet yang terbukti ampuh menurunkan beratb badan?
Dokter Spesialis Gizi Klinik Eka Hospital BSD, Oki Yonatan, SpGK mengatakan saat memilih metode diet sebaiknya pastikan keamanannya dengan berkonsultasi ke dokter, dan sebisa mungkin juga tambah dengan riset hingga baca jurnal penelitian.
Berikut ini beberapa jenis diet aman dan telah terbukti memiliki manfaat menurut dr. Oki berdasarkan siaran pers Eka Hospital yang diterima suara.com, Sabtu (11/3/2023)
1. Diet Keto
Diet ketogenik atau diet keto adalah salah satu jenis diet yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Diet ini merupakan diet yang memfokuskan untuk mengonsumsi lebih banyak protein daripada karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dengan itu, tubuh akan terlatih untuk membakar lemak ketimbang gula untuk menghasilkan energi.
Makanan pada diet ketogenik mengurangi asupan karbohidrat seperti nasi, kentang, gandum dan memfokuskan pola makan dengan kandungan lemak tinggi seperti daging merah, telur, dan produk susu.
Jenis diet ini sudah sering dilakukan banyak orang yang ingin membangun kebugaran. Namun yang Anda mungkin tidak tahu, diet keto merupakan jenis diet yang aman dilakukan untuk penderita epilepsi.
Para peneliti telah menemukan bahwa diet keto dapat mengurangi risiko kejang karena kadar gula yang rendah dan kadar lemak tinggi di dalam tubuh diketahui dapat mempengaruhi cara kerja rangsangan otak dan mengurangi kecenderungan untuk menimbulkan gejala kejang yang dimiliki penderita epilepsi.
"Akan tetapi diet ini tidak dianjurkan untuk penderita kadar kolesterol tinggi, karena konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh," papar dr. Oki.
Baca Juga: Ingin Cepat Langsing? Berikut 5 Tips Turunkan Berat Badan Ala Ade Rai!
2. Diet Rendah Protein
Untuk orang yang ingin mengurangi asupan protein karena kondisi kesehatan tertentu, maka bisa melakukan diet rendah protein. Diet ini memfokuskan untuk mengurangi asupan protein dan beralih ke makanan yang lebih berbasis dari tanaman dan makanan dengan kandungan rendah protein.
Pada diet rendah protein, orang tersebut akan mengurangi makanan yang rendah akan kadar lemak seperti daging, telur, kacang kedelai, dan susu. Sebagai gantinya, akan lebih fokus pada konsumsi produk nabati seperti sayur, buah, dan makanan sumber karbohidrat seperti nasi dan pasta.
Diet rendah protein biasanya dilakukan atas dasar rekomendasi dari dokter karena masalah kesehatan tertentu. Salah satunya yang paling umum untuk melakukan diet ini adalah penderita penyakit ginjal.
"Ketika Anda mengonsumsi protein, ginjal akan memproduksi sebuah zat yang bernama urea yang biasanya akan dikeluarkan pada saat buang air kecil (BAK). Namun bagi pengidap penyakit ginjal, zat urea ini bisa menumpuk pada darah dan menyebabkan gejala seperti kelelahan dan kehilangan nafsu makan," jelas dr. Oki.
3. DASH (Diet Approach to Stop Hypertension)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar