Suara.com - Nassar Fahad Ahmad Sungkar alias King Nassar dirawat di rumah sakit menggunakan konsentrator oksigen, jenis alat bantu pernapasan untuk mengatasi kekurangan oksigen dalam darah, memang karena sakit apa sih?
Dalam potret yang dibagikan Nassar di akun instagram pribadinya, tampak di wajah pelantun Gejolak Asmara itu terpasang selang di hidung untuk membantunya bernapas.
"Suruh istirahat dulu sama Allah. Ya Allah jangan lama-lama ya, engkau maha tahu apa isi hati hamba ya Rabb," tulis Nassar dikutip suara.com, Rabu (29/3/2023).
Konsentrator oksigen adalah alat bantu pernapasan yang bekerja menghasilkan oksigen murni dengan cara menyaring udara bebas.
Saat konsentrator oksigen bekerja dengan mengambil udara sekitar, alat ini akan otomatis memisahkan oksigen dari zat lain dengan penyaring atau filter. Hasilnya oksigen murni bisa langsung disalurkan ke selang atau saluran pernapasan pasien.
Selaiknya fungsi alat bantu pernapasan pada umumnya, konsentrator oksigen digunakan saat pasien memiliki kadar oksigen dalam darah yang rendah, sekaligus agar tubuh bisa bernapas dengan normal.
Melansir Food and Drug Administration Amerika Serikat, berikut ini daftar penyakit yang membutuhkan konsentrator oksigen dalam pengobatannya.
1. Asma
Ini adalah salah satu penyakit peradangan pada saluran udara pada bronkus yang umumnya disebabkan karena alergi. Peradangan ini mengakibatkan saluran napas bengkak dan sensitif, sehingga saluran napas menyempit dan udara yang masuk jadi terbatas.
Baca Juga: Punya Suami, Muzdalifah Harmonis Jenguk King Nassar yang Lagi Sakit: Sayang dan Cinta Papah
2. Kanker Paru-paru
Sel kanker bisa menyerang bagian manapun di tubuh, termasuk paru. Sel kanker ini bisa menghalangi tenggorokan dan menyebabkan cairan di dada sehingga kekurangan udara.
3. Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit menahun ini bisa menyebabkan saluran napas terhambat atau obstruksi, yang membuat penderitanya sering alami kesulitan bernapas.
4. Flu
Influenza atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang menyerang saluran napas dan paru. Karena paru meradang atau luka akibat perlawanan antibodi dengan virus, hasilnya pasien lebih sulit bernapas dari biasanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG