Suara.com - Penelitian terbaru menunjukan merokok setara dengan hipertensi yang menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK). Bahkan peluang sakit ini meningkat hingga 50 persen bila menggunakan produk tembakau.
Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin mengatakan sakit jantung koroner karena merokok jadi penyebab kematian yang bisa dicegah di seluruh dunia.
"Tembakau sebagai bahan utama dari rokok dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan termasuk penyakit jantung dan kardiovaskular dan banyak penyakit berbahaya lainnya," ujar Esti melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (31/5/2023).
Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah, karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah.
Menariknya kata Esti, saat seseorang putuskan berhenti merokok dalam satu tahun pertama risiko sakit jantung koroner menurun hingga 50 persen.
Selanjutnya, jika ingin benar-benar pulih dari sakit jantung koroner atau menurunkan risiko jatuh sakit, perubahan pola hidup sehat harus dilakukan, khususnya pola makan dan aktivitas fisik sehari-hari.
“Pola makan yang sehat dapat mengurangi banyak risiko penyakit kronis juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Diet seimbang mencakup berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat”, papar Esti.
Pernyataan ini juga diperkuat dengan pendapat Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, FAsCC yang mengatakan rokok jadi faktor utama penyebab sakit jantung koroner setara dengan obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.
“Ini penyebab tersering yang kita bisa ubah. Yang tidak bisa diubah yaitu genetik. Periksakan tekanan darah Anda secara rutin. Semakin dini hipertensi diketahui dan diatasi serta menghindari penyebabnya, maka semakin rendah resiko komplikasi yang akan terjadi”, tutup dr. Ario.
Sementara itu melansir situs Kementerian Kesehatan, merokok terbukti jadi faktor risiko terbesar untuk kematian mendadak. Risiko penyakit jantung koroner meningkat 2 hingga 4 kali pada perokok dibandingkan dengan yang bukan perokok. Risiko ini meningkat seiring pertambahan usia dan jumlah rokok yang dihisap.
Di sisi lain Indonesia merupakan negara keempat dengan konsumsi rokok terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat dan Rusia . Jumlah batang rokok yang dikonsumsi cenderung meningkat dari 182 miliar batang pada tahun 2001 menjadi 260,8 miliar batang pada tahun 2009 di Indonesia.
Total kematian akibat konsumsi rokok mencapai 190.260 orang, 100.680 laki-laki dan 50.520 perempuan. Sehingga 12,7% dari total kematian pada tahun 2010 di Indonesia disebabkan karena rokok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien